Kamis, 29 Januari 2009

Crisis Di Indonesia Dianggap SBY Bukan Single Crisis



Keterangan Foto: Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Saat di Unibraw (farid)

Media Center, FKUB
Ada tiga agenda besar yang mewarnai perekonomian Indonesia satu dekade terakhir serta proyeksi pembangunan perekonomian Indonesia di masa depan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutarakan ini dalam orasi ilmiah berjudul "Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Era Globalisasi di Abad 21". Orasi tersebut disampaikan sekitar 40 menit di depan sivitas akademika Universitas Brawijaya pada acara peringatan Dies Natalis ke-46, di Sasana Samanta Krida, Selasa (27/01).
Agenda pertama adalah seputar kondisi negara pasca krisis tahun 1997 dan 1998. Presiden SBY menegaskan, krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia pada masa-masa itu bukanlah krisis tunggal atau single crisis, tetapi banyak krisis yang bertali temali, yang ditandai dengan minusnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya pengangguran, dan tingginya utang luar negeri.
Kondisi-kondisi di atas masih diwarnai pula dengan banyaknya bencana alam yang disebut Presiden sebagai "another shock" seperti tsunami Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta. Apalagi masih banyak turbulensi seperti konflik Aceh, Poso, Maluku Utara, dan Papua dengan skala tertentu. "Akan tetapi bangsa Indonesia secara bersama-sama, sembari membangun, kita selesaikan masalah-masalah", tuturnya.
Agenda besar berikutnya adalah dinamika lingkungan strategis yang bersifat global yakni perubahan iklim. Perubahan iklim tanpa disadari menjadi imbas dari adanya keserakahan industri meraup keuntungan ekonomi dengan memanfaatkan alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Agenda ini bukan hanya menjadi perhatian Indonesia saja, tetapi juga menjadi agenda dunia. Presiden SBY menceritakan bahwa bumi saat ini sedang menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Apabila masyarakat gagal untuk bersatu untuk mengatasi dan mencegah kondisi tersebut, masa depan umat manusia akan gelap.
Di Bali, Indonesia telah mengukir sejarah setelah pada akhir tahun 2007 berhasil menyelenggarakan konferensi perubahan iklim dunia. "Tahun ini dunia ditantang lagi untuk menghasilkan yang sama dengan yang di Bali, yaitu perlunya kerangka baru (new frame) untuk mengatasi perubahan iklim untuk mengganti Kyoto Protocol yang jatuh tempo pada tahun 2012", paparnya.
Bubble Economic
Beberapa fenomena perekonomian global yang turut menyebabkan adanya krisis global adalah adanya ekonomi gelembung atau lebih dikenal dengan bubble economic. Penyebab yang pertama adalah penyalahgunaan teknologi informasi. Teknologi informasi memang sangat bermanfaat bila ada digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Akan tetapi, bila disalahgunakan akan merugikan perekonomian secara makro.
Agenda selanjutnya, adanya spekulasi yang keterlaluan dari para pelaku bisnis. Dalam kondisi tersebut, pemilik modal dan perusahaan-perusahaan multinasional adalah yang paling diuntungkan karena mendapatkan keuntungan yang begitu besar dan tidak wajar. Penyebab yang ketiga adalah ketidakberhasilan institusi-institusi seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO di dalam mengelola keuangan global. "Tiga hal itulah yang secara fundamental membikin perekonomian global penuh dengan kerawanan", tutur Presiden.
Melihat kondisi perekonomian global seperti itu, Indonesia harus turut berperan aktif. "Kita harus jadi pemain, dan bukan hanya bisa jadi pemain, we have to be a winner", ucap presiden keenam ini. Untuk itu, negara harus mengedepankan 5 hal yang patut dikoreksi dari program pembangunan selama ini.
Koreksi Pembangunan
Pertama, pembangunan ke depan harus diarahkan menjadi pembangunan semesta, berjalan di seluruh wilayah Indonesia. "Tidak hanya di Jakarta, Surabaya, Malang atau kota-kota besar saja, pembangunan harus dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia", ucapnya. "Namun, pembangunan harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan", lanjutnya.
Poin berikut yang harus dilaksanakan, pembangunan ke depan mesti didasari dari paduan antara resource based, knowledge based, dan culture based. Pertumbuhan ekonomi, mestinya juga harus disertai dengan pemerataan. Program pembangunan tidak bisa mengedepankan pertumbuhan ekonomi kemudian baru diikuti oleh upaya pemerataan kepada masyarakat. "Apa artinya ekonomi tumbuh 7% atau 8% jika rakyat lemah tidak bisa menikmatinya", tuturnya.
Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian bangsa juga patut untuk selalau diperhatikan. Presiden SBY mencontohkan adanya ketahanan pangan di Indonesia saat ini. "Bayangkan bila tahun ini kita tidak swasembada beras, pasti rakyat yang menderita", ucapnya.
Untuk melaksanakan pembangunan perekonomian, seluruh elemen bangsa juga harus diajak untuk berpartisipasi. Presiden SBY menegaskan, dalam proses pembangunan bukan hanya pemerintah saja yang bekerja. Namun demikian, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan, Presiden SBY telah menetapkan prioritas kerja yaitu menurunkan tingkat kemiskinan, meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan aktivitas perekonomian, meningkatkan ketahanan pangan dan energi.
Konstruksi Ekonomi
Presiden SBY mengajak semua pihak, terutama dunia pendidikan, merumuskan bagaimana bentuk konstruksi perekonomian dengan mengedepankan beberapa hal. Pertama adalah pendekatan pengetahuan dan budaya. Pembangunan, menurut Presiden, harus bisa mengakomodasi baik aspek pengetahuan maupun segi budaya tanpa harus membedakan-bedakan keduanya.
Berikutnya, Presiden SBY menghendaki adanya upaya peningkatan ekonomi yang sustainable and green. Artinya, proses pembangunan harus berjalan sinambung tanpa mengorbankan lingkungan alam. Tidak dibenarkan melakukan eksploitasi lingkungan untunk tujuan pembangunan tanpa melindungi lingkungan itu sendiri.
Selanjutnya, upaya pembangunan tidak boleh bias dan terdisorientasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Kondisi tersebut akan menyebabkan pemerataan pembangunan tidak tercapai.
Presiden SBY juga mengingatkan agar perekonomian Indonesia tidak bergantung pada ekspor. Pola-pola pembangunan ekonomi yang mengedepankan ekspor seperti di negara-negara Taiwán, Korea Selatan, atau Singapura, menurutnya tidak cocok diterapkan di Indonesia. "Negara kita memiliki ratusan juta penduduk dan bisa menjadi pasar", ungkapnya untuk mengedepankan pasar domestik.
Himbauan untuk menghidupkan semua simpul-simpul di tiap-tiap dimensi wilayah, baik di kabupaten, kota, propinsi, dan di tiap-tiap pula juga disampaikan Presiden SBY. Upaya itu untuk memacu kerja dari seluruh lini-lini pemerintahan di Indonesia.
Presiden SBY juga mengungkapkan komitmennya untuk tidak mengandalkan anggaran yang bersumber dari luar negeri. "Kalau ada, lebih baik diupayakan saving", tuturnya. Pangan dan energi yang menjadi kebutuhan dasar rakyat juga harus bisa mandiri tanpa mengandalkan dari hasil pinjaman.
Selama ini selalu ada dikotomi antara keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Padahal pembahasan semacam itu justru menghambat upaya pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, Presiden SBY menghimbau agar wacana-wacana semacam itu bisa dikesampingkan. "Juga jangan terlalu larut dalam debat ideologis untuk melaksanakan pembangunan", ujarnya. "Mari kita anut ekonomi terbuka yang berkeadilan social yang dimungkinkan market mechanism dengan government role", tuturnya. [hms]

Jumat, 23 Januari 2009

Team Emergency Dipamerkan Dalam Kunjungan Presiden RI ke Unibraw


Keterangan Foto: Wasis salah satu team pendiri TED-UB saat berada dilokasi Gunung Kelud bersama team. (eas)

Keterangan Foto: Team evakuasi korban bencana bojonegoro (eas)

Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes saat berada dilokasi bencana sunami aceh mengantarkan team emergency. (eas)

Keterangan Foto:Helikopter salah satu sarana untuk melakukan evakuasi korban bencana (eas)

Media Center, FKUB
Menjelelang kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono ke Universitas Brawijaya Malang. Team Of Emergency And Disaster University Of Brawijaya dengan Sekretariat FKUB , telah menyiapkan pameran emergency yang akan ditampilkan dan kunjungan Presiden tersebut. “ Saya sudah siapkan sejumlah kebutuhan untuk pameran Emergency And Diosaster,” tandas Wasis salah satu pendiri TED-UB pada Media Center belum lama ini.
Dijelaskan, bahwa Team Of Emergency And Disaster Universitas Of Brawijaya telah berdiri sejak 15 mei tahun 2008, dimana sebelum diresmikan pendirianya sudah cukup banyak kegiatanya diantaranya ikut membantu masyarakat yang terkena musibah sunami aceh, Banjir di Jombang, Banjir Trenggalek, Musibah gunung kelud Meletus, Gempa bumi Jogjakarta, banjir Situbondo dan masih banyak lagi. Tead- UB yang sebagian besar teamnya dari FKUB memiliki 50 orang team inti terdiri dari team medis,perawat emergency, dokter bedah, dokter saraf, Psikolog, Mitigasi Bumi, KSR, Pramuka, Impala dan masih banyak lagi.
Ditambahkan juga oleh Wasis, bahwa beberapa peralatan yang dimiliki perahu karet, kendaraan roda empat alat komunikasi, pelampung. Sedangkan bila kondisi medan cukup berat harus memerlukan pesawat helicopter mengadakan kerjasama dengan TNI AU Abdulrahman Saleh. Oleh, karenanya dengan kedatangan Presiden diharapkan bisa dipamerkan pada Presiden dan bisa dapat tambahan bantuan sarana dan prasarana kelengkapan untuk membantu korban bencana. Dimana mungkin baru Universitas Brawijaya yang memiliki team Emergency dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.(eas)

Rabu, 21 Januari 2009

Prof. HMS Chandra Kusuma, Spa : Pengaruh Asap Rokok Bisa Sebabkan Asma


Media Center, FKUB
Asma adalah penyakit saluran nafas dengan kelainan berupa radang menahun karena keterlibatan bermacam sel, terutama sel mast, eosinofil dan sel limfosit T dengan gejala mengi yang sering kambuh, sulit bernafas, sesak serta batuk terutama pada malam dan pagi hari. Pada anak-anak, asma alergi menjadi penyakit kronis utama. Sebesar 90 persen dari seluruh kasus asma alergi pada anak, didiagnosis sejak usia enam tahun. Prof HMS Chandra Kusuma SpA mengutarakan ini dalam pidato pengukuhannya sebagai gurubesar dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Brawijaya, Senin (19/1).
Dalam orasi berjudul "Penyakit Asma Alergi pada Anak serta Upaya Pencegahannya Dilihat dari Sisi Faktor Keturunan dan Faktor Lingkungan" itu Chandra menyatakan, asma terbukti dapat diturunkan secara genetik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh lingkungan seperti perubahan cuaca, suhu udara, kelembaban, asap rokok, musim, pekerjaan, diet, bulu binatang, tepung sari ataupun emosi bahkan infeksi, juga berperan dalam timbulnya asma. Di perkotaan, tingkat prevalensi asma alergi lebih tinggi dibandingkan pedesaan dan asma alergi pada populasi kaya di perkotaan juga jauh lebih tinggi daripada populasi miskinnya. Upaya pencegahan terjadinya asma alergi pada anak terbagi atas pencegahan terhadap timbulnya sentisasi atau peningkatan lgE (pencegahan primer), pencegahan agar tidak terjadi atau tidak muncul gejala asma setelah terjadi sentisasi dengan telah meningkatnya lgE tetapi belum terjadi gejala alergi atau asma (pencegahan sekunder) serta upaya pencegahan dan pengobatan terhadap asma atau alergi agar tidak kambuh (pencegahan tersier).
Upaya pencegahan primer yang dapat dilakukan tergantung pada tiga hal: (1) bayi tanpa risiko alergi: beri ASI eksklusif sedikitnya 6 bulan atau susu sapi formula, tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil dan menyusui, jauhi makanan padat bagi bayi sampai usia 6 bulan dan hindari asap rokok sejak dalam kandungan sampai dewasa; (2) bayi dengan risiko tinggi menjadi alergi: beri ASI eksklusif sedikitnya 6 bulan, apabila tidak mungkin beri susu formula hipoalergenik sampai usia 4 bulan selanjutnya diberi seperti bayi tanpa risiko alergi, tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil dan menyusui serta hindari makanan padat bagi bayi sampai usia 6 bulan, (3) faktor lingkungan: hindari asap rokok, polusi udara, hindari alergen di luar dan di dalam rumah, serta hindari paparan oleh tungau debu rumah, binatang piaraan dan kecoak sejak usia dini.
Upaya pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan menghindari asap rokok, hindari alergen yang diketahui sebagai penyebab, mengatur agar kelembaban udara di bawah 50%, membungkus bantal, guling dan kasur dengan bahan yang aman, mencuci seprai, sarung bantal dan guling dengan air panas lebih dari 55 derajat selsius serta menjauhkan karpet dari kamar tidur. Sementara upaya pencegahan tersier yang dapat dilakukan adalah menghindari pemakaian susu formula apabila sudah diketahui alergi terhadap protein susu sapi dan segera diganti dengan formula hipoalergenik. Menghindari alergen di luar dan di dalam rumah untuk mencegah eksaserbasi asma sehingga asma dapat terkontrol, menggunakan obat-obatan asma terutama bila terjadi serangan dan pemakaian obat untuk pencegahan proses inflamasi, menghindari pemakaian aspirin, parasetamol dan obat non steroidal anti inflammatory drugs (eas)

Dua Gurubesar FKUB Dikukuhkan



Media Center
Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan dua orang gurubesar dari Fakultas Kedokteran (FK). Upacara pengukuhan berlangsung di Widyaloka UB, Senin (19/1), di depan Rapat Terbuka Senat yang dipimpin oleh Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito. Kedua gurubesar itu masing-masing adalah Prof Dr dr Respati Suryanto Drajat SpOT (54 tahun), dan Prof Dr dr HMS Chandra Kusuma SpA (K) (62 tahun).
Prof Respati, gurubesar UB ke-163 atau ke-24 dari FKUB, dalam kesempatan itu membawakan pidato pengukuhan berjudul "Fenomena The First Hit dan Second Hit pada Ilmu Emergensi Orthopaedi dan Traumatologi sebagai Strategi Penatalaksanaan Pasien". Sementara itu Prof H Muh Slamet Chandra Kusuma, gurubesar UB ke-164 atau ke-25 dari FKUB, menyampaikan orasi berjudul "Penyakit Asma Alergi pada Anak serta Upaya Pencegahannya Dilihat dari Sisi Faktor Keturunan dan Faktor Lingkungan".
Prof Respati, lahir di Yogyakarta, menempuh pendidikan dasar di Klaten dan pendidikan menengah di Jakarta. Dokter lulusan Universitas Indonesia (1980), spesialis ortopedi dari universitas yang sama (1989), ini meraih gelar doktor dari Universitas Airlangga Surabaya (2002). Suami dari Drg Srianna Rostyarini Putri SpKG ini mengikuti banyak pendidikan tambahan, di antaranya, Practical Course in Operative Spinal Surgery di Chiba Jepang, International Postgraduate Surgeon Spinal Care Training di Perth Australia, Anthroscopic Surgery Training di Belanda, dan Orthopaedic Sport Medicine di Amerika Serikat. Respati pernah menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran UB (2001-2004), Wakil Direktur Pelayanan RSU Saiful Anwar Malang (2004-2008), dan sejak 2008 Direktur Utama RS Ortopedi Prof Dr R Soeharso Surakarta. Tercatat sedikitnya 43 penelitian, karya ilmu dan publikasi baik di tingkat internasional maupun nasional telah dihasilkan ayah dua orang anak itu.
Prof HMS Chandra Kusuma, lahir di Bangkalan, menyelesaikan pendidikan dasar di Bangkalan, pendidikan menengah di Malang, lulus dokter tahun 1973, spesialis Ilmu Kesehatan Anak (1986), Konsultan Respirologi Anak (2000), dan gelar doktor (2005) semuanya diperoleh dari Universitas Airlangga. Pendidikan tambahan yang diikuti di antaranya Asthma Diagnostic Procedure Spirometry Australia (1993), Pulmonary Function & Plathysmograph in Children & Young Children Praha (2000), dan Genetics Disease, DNA Extraction, HLA and Protein Sequencing Amerika Serikat (2002). Tercatat sedikitnya 57 karya ilmiah telah dihasilkan oleh Chandra. [eas/hm]

Selasa, 20 Januari 2009

Sekitar 20 Dokter Baru FKUB Disumpah Diharapkan Bisa Profesional & Jaga Citra Dokter


Keterangan Foto: Para dokter baru berpose bersama dengan pimpinan FKUB, setelah dilakukan sumpah. (ist)

Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK.Mkes dan beberapa pimpinan FKUB menyaksikan sumpah para dokter baru. (ist)

Keterangan Foto: Pembacaan sumpah yang dilakukan oleh wakil dokter dan diikuti oleh seluruh peserta. (ist)

Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, Sp.MK. Mkes sedang memberi selamat pada salah satu dokter baru. (ist)

Media Center, FKUB
Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Malang melepas 20 dokter baru hasil yudisium dokter Tanggal 18 Desember 2008.” Dengan dilepasnya lulusan ini jumlah lulusan dokter FKUB menjadi 3602 orang tenaga dokter,” tutur Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK,Mkes dalam sambutan sumpah dokter di Gedung Gramedika Senin (19/1) belum lama ini.
Sumpah dokter merupakan satu kewajiban yang harus dilaksanakan , sebelum terjun untuk melayani masyarakat ataupun penderita.” Oleh karenanya seluruh dokter harus bisa menghayati dan mengamalkan sumpah yang telah diucapkan dan diplikasikan pada pada penderita, kologa maupun para guru yang telah mengajarnya,”tandas Dr. Samsul Islam.
Ditambahkan bahwa pemerinrah melalui DEPKES akan mempercepat pemerataan pelayanan spesialistik diseluruh Indonesia dengan memberi peluang untuk beasiswa PPDS dan sekaligus diangkat menjadi PNS daerah. Oleh, karenanya para dokter baru hendaknya bisa menggunakan kesempatan ini dengan baik, karena sesuai dengan ketentuan IDI bahwa untuk memperpanjang ijin praktek harus memperoleh 250 kredit dengan kegiatan selama 5 tahun.Tentunya para dokter baru harus selalu mengikuti pendidikan kedeokteran berkelanjutan .
Menjaga Citra Kedokteran
Secara terpisah dr.Achmad Thamrin Jazuli,Sp.JP(K) mengharapkan para lulusan bisa membawah citra positip dikalangan masyarakat umum.SElain itu juga tidak akan melakukan tindakan yang merugikan masyarakat serta melanggar hokum.Karena saat ini banyak terjadi penyalahgunaan profesi kedokteran yang telah mencoreng nama dokter dan profesionalis kedokteran pada umumnya.Tentunya para lulusan harus mampu menjaga etika kedokteran dan bekerja secara profesionalisme.
Sedangkan menurut ketua jurusan Pendidikan dokter Dr.dr. Basuki B. Purnomo, SpU dari 20 dokter baru yang mendapatkan predikat Cumlaude diantaranya dr. Deviana IPK : 3,58, 2.dr. Nurahma Wahyu Fitriyani IPK : 3,56, 3. Dr. Rais Fadlan Siregar IPK : 3,54 Sedangkan 20 dokter yang disumpah dr. Andi M. Ardan, S.ked,dr.Satwika Budhi Pradhana, S.Ked, dr.Fitri Munira Pitaloka, S.ked, dr. Robby Haryanto, Ked, dr. Dea Amanda, S.ked, dr. Debrina Eka Carina,S.ked,dr. Deviana, S.ked, dr. Dilia ratna Dewi, S.ked, dr. I ketut Hary Widyatama, S.Ked,dr. Liyana Dewi.S.Ked, dr. Nurrahma Wahyu, S.Ked, dr. Primka Digita Edhastian, S.Ked, dr. Rais Fadlan Siregar, S.Ked, dr. Reinistyowati, S.Ked, dr. Anom Jasafa, S.Ked, dr. Bagus Nur Graha wahyu Aji, S.Ked, dr. Ira Prasanti, S.Ked, dr. Rina Oktridarma, S. Ked. (eas)

Minggu, 18 Januari 2009

Gaji Awal Rp. 1000/Bulan Tak Pernah Mengeluh Pelepasan Wasis Senior Karyawan FKUB Diwarnai Tetes Air Mata


Keterangan Foto : Dra. Ristika, MM dan Sri Juniarsih.A.Sos serta Umi Kulsum sedangkan berbincang dengan Wasis karyawan senior FKUB. (ard)


Keterangan Foto :Acara hiburan spontanitas karyawan FKUB (ard)

Keterangan Foto : Terharu Dra. Ristika, MM saat melepas Wasis karyawan yang sudah mengabdi Cukup lama di FKUB. (ard)
Keterangan Foto : Cukup kompak karyawan FKUB ikuti acara pelepasan di Taman wisata Waduk selorejo (ard)


Media Center, FKUB
Kekompakan karyawan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) cukup bisa dibanggakan, karena mereka sangat menghargai jasa seniornya yang telah lama mengabdikan diri sebagai karyawan di FKUB. Pelepasan dua orang karyawan FKUB, yakni Wasis bagian umum bekerja selama puluhan tahun , sejak FKUB masih Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) dan juga Asmuni salah satu karyawan yang saat ini telah menginjak masa pensiun. “ Gaji saya dulu Rp. 1000,- saat pertama kali masuk sebagai pegawai STKM, namun saya tidak pernah mengeluh yang penting bisa kerja dan bisa menuangkan pikiran dan gagasan,”tutur Wasis pada Media Center Minggu (18/01) kemarin.
"Saya cukup bangga dengan FKUB, karena bisa maju cukup pesat dan bisa dikenal masyarakat dan dunia international,"tambah bapak dua putra ini.
Oleh karenanya saya meminta pada adik-adik karyawan bisa memacu dirinya agar bisa ada prestasi yang baik, sehingga bisa berdampak terhadap karyawan sendiri maupun akademis.
“ Saya ini orangnya keras harapan saya pada adik-adik karyawan bisa memacu dirinya agar bisa ada prestasi yang baik, sehingga bisa berdampak terhadap karyawan sendiri maupun akademis. “ Saya keras dan disiplin, jadi kalau saya marah berarti bukan karena tidak suka, tapi agar mereka berubah dan ada kemajuan,” tandasnya.

Sementara Dra. Ristika Kepala TU FKUB menyampaikan ucapan terima kasih pada Bapak wasis yang telah mengabdikan diri di FKUB, sebagai seorang unior kami akan selalu ingat jasanya dan tetap akan belajar guna untuk kepentingan FKUB agar lebih baik. Sedangkan adanya usulan pertemuan rutin dengan karyawan akan dilakukan, namun menunggu jadwal yang telah ditentukan nanti.
Dalam kesempatan itu diiukuti seluruh karyawan FKUB, dan sempat ada kegiatan spontanitas berupa hiburan milik karyawan sendiri dengan iringan musik dangdut. Dalam kesempatan itu juga hadir team bagian umum diantaranya Sri Juniarsih A.Sos Dian Lukito Pambudi,Sip, Sunardi dan seluruh karyawan bagian lain yang dibawah Tata Usaha FKUB. (eas)

Kamis, 15 Januari 2009

LPM FKUB Bina 50 Anjal Diberi Motifasi dan Diajak Outbond


Keterangan Foto : Mahasiswa fkub saat memberikan pengarahan pada anjal (ist)

Keterangan Foto : Dra. Asmika Madjri, SKM,Mkes kordinator bid. Pembinaan Anjal FKUB sedang melakukan sosialisasi,. (ist)

Keterangan Foto : Para anak-anak anjal saat menerima pengarahan dan rencana 50 anak ini akan di ajak outbond LPM FKUB di Kebunraya Purwodadi. (eas)

Media Center
Lembaga Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) akan melakukan kegiatan Outbond dengan membina Sekitar 50 anak jalanan di kebun raya Purwodadi Sabtu (24/1) mendatang. Kegiatan otbond itu merupakan serangkaian kegiatan LPM FKUB dalam mengabdikan pada masyarakat.”Kegiatan outbond merupakan kerjasama dengan BEM FKUB,” tandas Dra. Asmika Majri,SKM,Mkes koodinator bidang Pembinaan Anjal pada Media Center belum lama ini.
Diceritakan Dra. Asmika, pembinaan Anjal sejak bulan Juni 2008 belum lama ini, dari 50 anjal sebagian besar putra pemulung, sehingga perhatian dan pembinaan terhadap anak-anak itu sangat kurang. Tentunya dengan adanya LPM FKUB turun diharapkan bisa diberikan motifasi mereka dalam hal mental maupun kemauan untuk belajar.” Usianya masih kecil, namun sama orang tuanya seperti mengharuskan untuk mencari nafkah mengamen di jalanan,”tambahnya.
“ Awalnya mereka agak keberatan diberi pembinaan, karena alasanya akan meninggalkan pekerjaan mengamen dijalan, tapi lama kelamaan dia sendiri yang mengatur jadwal mengamen, sehingga saat ini mereka semakin suka ngikuti pembinaan,” tuturnya.
Acara Outbond di kebun Raya Purwodadi hanya sehari, diharapkan nanti Bapak dekan FKUB Dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes bisa hadir untuk membuka kegiatan tersebut. Sedangkan kegiatan sebelumnya juga dilaksanakan khitanan massal dilokasi Kelompok Layanan khusus (LKS) Jl. Muharto Kota Malang. (eas)

Selasa, 13 Januari 2009

Ny. Sri Suciati Samsul Islam : Kantin FKUB Bisa Dipakai Belajar Bersama Nyaman, Sehat Murah dan Terjangkau


Keterangan Foto: Pengurus Dharmawanita FKUB Dra. Ristika,MM & Ny. Wully B. Soehartono, saat menerima team penilai lomba kantin (ard)

Keterangan foto :team dewan juri yang terdiri dari H. Alfian Maning, Ny. Hartawati Ainur Rasyid dan Ninik (ard)

Keterangan foto : Santai mahasiswa dikantin sambil mendiskusikan tugas kampus nyaman makan dikantin fkub (ard)

Media Center, FKUB
Team penilai lomba Kantin terbaik antar fakultas tinjau kantin Fakultas Kedokteran Unibraw (FKUB),fasilitasnya lebih dari kantin, tempatnya nyaman mirip restaurant, salah satu kesan dari team dewan juri, setelah masuk kantin FKUB. “ Wah bagaimana nilainya yah kalau seperti ini, ini kantin atau restaurant,” tutur H. Alfian Maning salah satu dewan juri pada Media Center Selasa (13/01) kemarin.

Secara terpisah Ny. Sri Suciati Samsul Islam Ketua Dharmawanita FKUB menyampaikan, memang FKUB mencoba memanjakan mahasiswanya, karena mereka kasihan kalau belajar, berangkat pagi pulang sore bahkan kadang ada yang malam. Tentunya harus dikasih layanan yang baik, sehingga mereka bisa tenang dalam belajar. Kantin FKUB memang multi fungsi, selain kantin juga bisa digunakan belajar bersama oleh mahasiswa, karena ada fasilitas Hot Spot dan kerap digunakan tempat mengerjakan tugas kelompok , karena lokasi luas bersih dan nyaman.
“ Layanan cukup harga terjangkau untuk mahasiswa sehingga mereka tidak perlu pulang, kalau hanya sekedar makan cukup dikantin fkub,” ditambahkan Ny. Wully B. Soehartono Kabid Ekonomi Dharmawanita FKUB, salah satu team teknis yang secara langsung menangani & mengelolah kantin FKUB. Oleh, karenanya setiap 2 hingga 3 bulan sekali dilakukan evaluasi, sampai sejauh mana layanan dari pemilik stand, dimana saat ini sudah ada delapan stand tempat penjual makanan. Kalau menurut kami sudah cukup lumayan termasuk harga dan rasannya, fasilitas bintang lima harga Pkl saya pikir sudah masuk,” Tukasnya.
Secara terpisah Dwi Retno Andriani, Sp,Mp Sekretaris panitia lomba kantin Universitas Brawijaya dalam rangka Diesnatalis ke 46 menyampaikan kreterianya pemenang, kebersihan, kenyamanan, kesehatan,kelengkapan makananya enak dan terjangkau mahasiswa. Sedangkan saat ini sudah ada 15 fakultas yang didatangi dan yang punya kantin baru 13 termasuk FKUB ini. Saya liat cukup lumayan dan memadai, oleh karenanya tergantung dari team dewan juri nanti menilanya. Sedangkan team penilai terdiri dari H. Alfian Maning PT. Maning sukses ( pemilik ayam goring pak maning red), Ny.Hartawati Ainur Rasyid ,Ninik (SMKN 3 Malang). Selain itu juga akan dinilai system managemennya. (eas)

Kamis, 08 Januari 2009

dr. Poeranto dan Deni Dwi Jayanti Berhasil Juara I Ganda Campuran Kendati Agak Cedera


Keterangan foto : dr. Sri Poeranto

Media Center, FKUB
Fakultas kedokteran Unibraw berhasil menduduki Juara I ganda Campuran dan Juara II antar fakultas dalam pertandingan tenis lapangan tingkat Rektorat dalam rangka Diesnatalis 46 Universitas Brawijaya, setelah berhasil mengungguli Fakultas Ilmu Administrasi yang hanya berada di posisi III, sedangkan team dari kantor pusat menduduki posisi juara I.”Hal itu disampaikan M. Furqon panitia dari pertandingan tenis antar Fakultas pada Media Center.
Sedangkan untuk kelas nomor double mix ( ganda campuran) antar fakultas pasangan dr. Poerwanto dan Deni Dwi Jayanti berhasil menempati posisi teratas sebagai juara I setelah berhasil menyisikan Joko Soedarto, Ssos dan Nasikan dari FTP sertam Drs. Agung Yuniarianto ,MS yang hanya menduduki posisi III (FE).
Dr. Sri Poeranto juara dari team FKUB menyatakan cukup puas dalam pertandingan tenis lapangan antar fakultas, karena lawanya juga tidak bisa diremehkan, utamanya dari team kantor pusat dan Fakultas ilmu administrasi. Mereka mempunyai stamina yang cukup lumayan baik. Sedangkan saat itu saya sudah hampir mengundurkan diri, karena ada sedikit gangguan pada salah satu bagian tubuhnya, namun kami tidak diperkenankan, yah syukur kita bisa menang. (eas)

Selasa, 06 Januari 2009

Syukuran Kepala Lab Ilmu Faal Berlangsung Sederhana & Saling Kritik


Keterangan Foto : Prof.DR. dr. M. Rasjad Indra , MS mantan kepala Lab Ilmu Faal pindah ke Biomedik. (eas)


Keterangan Foto : Syukuran diikuti oleh dosen dan karyawan Lab Ilmu Faal berlangsung cukup sederhana (eas)

Media Center
Pisah kenal kepala Laboratorium ilmu faal berlangsung cukup sederhana .pejabatan baru Dr. dr. Retty Ratnawati menggantikan Prof.DR. dr. M. Rasjad Indra , MS pejabat lama. Dalam sambutan Prof. Indra menyampaikan ucapan terima kasih pada seluruh karyawan Lab Ilmu Faal yang telah bekerjasama selama 28 tahun ia berada di Lab Faal. Oleh, karenanya Prof.Indra mengharapkan bahwa hal yang telah dirintis dan dianggap baik bisa dilanjutkan, namun kalau negatip sebaiknya ditinggalkan.
”Saya sangat bersyukur kita semua bisa bekerjasama, walaupun gaya kepemimpinan saya agak slowly, tapi pasti,” tuturnya.
Oleh, karenanya dengan berpindahnya saya ke Biomedik bisa berkarya lebih baik guna untuk kepentingan Fakultas Kedokteran Unibraw maupun masyarakat." Ditambahkan Prof. Indra Tentunya dengan pasar bebas dan global, kita dipaksa untuk aktif mengikuti informasi dan juga ikut berkiprah.
Sementara Dr.dr. Retty Ratnawati menyampaikan bahwa anggota Lab Ilmu Faal diharapkan bisa bekerjasama, kendati stailnya berbeda dengan Prof. Indra, namun intinya dia iklas dan untuk kebaikan bersama. Dalam kesempatan itu juga dia memberikan ucapan terima kasih pada seluruh panitia Simposium di Malnutrition di Agro Wisata yang berlangsung cukup sukses, walaupun tanpa ada sponsor dari luar, cukup dengan bantuan FKUB dan Rektorat bisajalan dengan sukses. (eas)

Senin, 05 Januari 2009

Prof.DR.Ir. Yogi Sugito Isyaratkan 2009 Pembangunan RSU Akamik Unibraw


Media Center, FKUB
Universitas Brawijaya dalam waktu dekat akan membangun Rumah Sakit Umum akademik, yang akan menelan dana sekitar 0,5 Triyun pembangunan rumah sakit diperkirakan tahun 2009, karena dana sudah dicairkan tahap awal oleh pemerintah sekitar Rp.70 Milyar.” Dana pembangunan rumah sakit akademik sudah turun sebagian dan diperkirakan tahun 2009 akan dimulai pengerjaanya,,” tandas Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito pada Media Center Senin (5/1) kemarin.
Dijelaskan Prof Yogi, bahwa lahan yang diperlukan sekitar 5 hektare, nantinya akan dicarikan lokasi disekitar Malang, kalau diareal kampus tidak memungkinkan.Oleh, saat ini dalam taraf persiapan sedangkan , rumah sakit akademik nantinya akan dikonsentrasikan untuk penelitian dan sebagian untuk masyarakat umum. Karena dianggap Rumah Sakit Saiful Anwar dianggap sudah tidak memenuhi syarat.Sementara dekan FKUB Dr.dr.Samsul Islam SpMK,Mkes seandainya lokasi tidak di areal kampus diharapkan tidak terlalu jauh, karena rumah sakit tersebut untuk akademik, sehingga kalau bisa mewndekatim kampus FKUB.
Disingung juga dalam dua tahun ini target Rencana Strategis Universitas Brawijaya (Renstra UB) tahun 2007-2011, telah tercapai 90%. Dengan demikian, Senat UB perlu segera menetapkan target Renstra yang baru, yang sudah barang tentu mengarah pada World Class University. Demikian penegasan Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito pada Rapat Terbuka Senat dalam rangka dies natalis ke-46 UB di Sasana Samanta Krida, Senin (5/1). Dalam acara yang diikuti segenap sivitas akademika ini Rektor menyampaikan pidato Laporan Program Kerja, yakni capaian 12 program utama selama tahun 2008.
Menurut Rektor, program tersebut diarahkan untuk "Menuju Entrepreneurial University yang sehat dan berdaya saing internasional", dan mengacu pada Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi yang dinyatakan sebagai "Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010". Strategi itu meliputi: perubahan status UB, penataan organisasi dan manajemen, entrepreneurial university, enternasionalisasi, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sumberdaya manusia, keuangan, kemahasiswaan, prasarana dan sarana, penataan aset, dan kesejahteraan.

BLU
Rektor menyatakan, saat ini UB telah berstatus PPK BLU (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum), ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 55 tahun 2008, tanggal 28 Oktober 2008. Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi telah menyetujui usulan UB untuk menjadi perguruan tinggi BHP-MN (Badan Hukum Pendidikan Milik Negara) setahun lalu, 29 November 2007. Namun pelaksanaannya menunggu diundangkannya UU BHPMN yang baru-baru ini disetujui DPR dan peraturan pelaksanaannya.
Jaminan mutu
Dalam hal penataan organisasi, UB telah membentuk Pusat Jaminan Mutu, staf ahli rektor dan pembantu rektor, pembentukan satuan pengendali internal (SPI), penataan organisasi di bidang administrasi, peningkatan manajemen berbasis teknolohi informasi dan komunikasi (TIK), pengadaan decision support system (DSS) untuk meninjang penyusunan perencanaan strategis UB serta pengambilan kebijakan, pembentukan organisasi komisi etik penelitian UB, penguatan organisasi Job Placement Center (JPC), dan penguatan organsisasi penerbitan UB.

Entrepreneurial university
Menurut Rektor, telah dibuat roadmap entrepreneurship UB untuk menetapkan kebijakan menuju entrepreneurial university. Pengembangan entrepreneurial university senilai Rp 600 miliar ini didukung oleh program blue book Bappenas. Selain itu juga diadakan pengembangan entrepreneurship education berlandaskan KBK (kurikulum berbasis kompetensi), PBL (process based learning) dan SCL (student based learning). Sejalan dengan itu diadakan peningkatan peran Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat agar hasil peneltian dapat dikembangkan menjadi unit usaha baru. Pengembangan unit bisnis ini dapat bersifat akademik maupun non akademik. Dana itu dialokasikan juga untuk pembangunan asrama mahasiswa baru dan gedung Inkubator Bisnis (Inbis).
Internasionalisasi
Menurut Rektor, telah dilakukan penguatan program double degree untuk program magister dan doktor melalui kerjasama dengan 5 perguruan tinggi di Thailand, 6 di Jepang, 1 di Belanda, dan beberapa di Australia. Telah dilakukan pula perintisan kelas internasional melalui kerjasama dengan University of Kentucky dan beberapa perguruan tinggi dan lembaga lain. Tak luput perpustakaan pun dikembangkan menjadi perpustakaan yang berstandar internasional. Sementara itu beberapa program studi dengan kelas berbahasa Inggris telah berjalan di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomi (Akuntansi) mulai tahun 2007/2008, dan beberapa program studi menyelenggarakannya sejak tahun 2008/2008 ini.
Tercatat pula peningkatan UB dalam world class university ranking, menjadi 500+ dalam peringkat THES. Selain itu UB juga sedang mempersiapkan diri untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2000. Dalam rangka internasionalisasi pula UB telah memberikan gelar doktor honoris causa kepada Prince Al Waleed dari Arab Saudi, di samping meningkatkan pertukaran mahasiswa asing.

SPP proporsional
Di bidang pendidikan, Rektor menyebut penerapan SPP proporsional dalam rangka perwujudan pemerataan dan perluasan pendidikan. Selain itu diadakan pengembangan beberapa program studi baru S1 dan penutupan program diploma. Untuk yang terakhir ini, Rektor mengatakan, hal itu dimaksudkan agar fakultas-fakultas lebih berkonsentrasi pada program S1, S2, dan S3. "Ke depan, akan dibentuk PPAM (program pendidikan ahli madya) dengan manajemen yang terpisah dari fakultas/jurusan. Di samping pembelajaran konvensional, dikembangkan pula e-learning, blended learning yang mengarah pada virtual learning", tutur Rektor. Dalam waktu dekat UB akan membangun rumah sakit akademik senilai total Rp 500 miliar. Tahap awal senilai Rp 70 miliar akan dimulai tahun ini. Selain itu UB juga bermaksud membangun museum pendidikan.
Rapat terbuka senat ini diisi dengan orasi ilmiah berjudul Industralisasi Pertanian: Suatu Perspektif Menuju Pertanian yang Tangguh yang disampaikan oleh Ir Ratya Anindita MS PhD, dosen Agribisnis Fakultas Pertanian UB. Selain itu di akhir acara diadakan pengundian sejumlah door prize bagi hadirin. Hadiah utama berupa sebuah komputer laptop jatuh ke tangan Sri Ernawati, staf Perpustakaan UB. (eas)