Senin, 28 September 2009

Mahasisiswa FK UB 2006 Juara UKM Di Universitas Indonesia


Rakhmad Ramadhan

Media Center, FKUB
Mahasiswa UB berhasil menyabet gelar juara pertama dalam ajang UKM & CSR Go TO Campus 2009 yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ide dasar dari ajang ini adalah revitalisasi UKM di Indonesia yang terkena dampak krisis.
Ahmad Rizal Jamhari (FTP 2007), Rakhmad Ramadhan (FK 2006), dan Farid Mubarok (FMIPA 2008) yang tergabung dalam satu kelompok berhasil lolos dalam seleksi tahap awal yang diikuti ratusan peserta. Essay yang mereka buat dengan judul "Tiada Krisis yang Menghadang (Sebuah Study Observasi Kripik Tempe Bu Noer)" menjadi salah satu dari 10 essay terbaik yang diisi oleh 6 kelompok dari tuan rumah UI, 2 kelompok dari ITB, 1 kelompok dari Unpar, dan 1 kelompok dari UB.
Kompetisi antara 10 kelompok teratas berlangsung pada tanggal 27 Agustus. Dari seleksi tahap ini tersaring tiga terbaik yaitu dari UB, UI, dan Unpar. "Dari UI temanya ternak sapi, yang dari Unpar tentang souvenir. Ya macam-macam boneka", tutur Rakhmad ketika diwawancarai ..
Inovasi Tempe
Rizal menceritakan bahwa ide awal menganalisis tentang tempe Bu Noer di daerah Ciliwung, Malang ini adalah adanya kenaikan harga kedelai impor. "Sebagai bahan membuat tempe, kedelai impor pengaruhnya besar dalam masalah harga", tuturnya.
Untuk itu, ia dan kawan-kawannya membuat beberapa inovasi dalam proses produksi tempe. Ia mencampur bahan baku tempe yang biasanya 100 persen kedelai impor dengan kedelai varietas lokal. "Tempe dari kedelai lokal memang gampang pecah kalau diiris. Makanya, kami campur 75 banding 25 antara yang impor dengan lokal", tutur Rizal.
Mereka juga menambahkan tepung mocaf dengan tepung beras. "Harga tepung beras dan mocaf itu khan jauh, jadi kami campur 50:50 biar lebih hemat", ungkap Rizal.
Dalam hal pemasaran, kelompok ini merubah cara pemsaran dengan sepeda motor gerobak untuk pemasaran keliling. "Kami juga membenahi website tempe Bu Noer yang selama ini tidak terurus", kata Rizal.
Beberapa inovasi ini diakui oleh dewan juri menjadi keunggulan observasi. Akhirnya mereka menjadi juara pertama diikuti UI dan Unpar di posisi ketiga. Mereka pulang dengan membawa hadiah uang sebesar Rp.10.000.000,-.[dd)

Minggu, 13 September 2009

Mahasiswi Jurusan Gizi FKUB Terpilih Ikuti Program Pertukaran Pemuda Indonesia -Kanada


.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB), Rizky Sulistyowati, terpilih mengikuti Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada. Kegiatan tahunan yang terselenggara sejak 1974 ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenegpora RI) dan Canada World Youth (CWY). Sebanyak 36 pemuda Indonesia dan Kanada akan mengikuti program ini selama 6 (enam) bulan, 3 (tiga) bulan di Kanada dan 3 (tiga) bulan di Indonesia. Di Indonesia, program ini nantinya akan dipusatkan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Dari ke-18 pemuda pemudi Indonesia, Rizky merupakan satu-satunya perwakilan Jawa Timur. Kepada wartawan , ia menyatakan bahwa masing-masing peserta mewakili 18 propinsi di Indonesia, diantaranya Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Irian Barat, Bengkulu, Aceh, Sumatera Utara dan Bali. Di Kanada mereka akan melakukan berbagai kegiatan yang dikelompokkan dalam work placement dan personal project yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing peserta. Menurut rencana, nantinya Rizky akan ditempatkan di Kota Amherst propinsi Nova Scotia. Disana, mahasiswa Ilmu Gizi angkatan 2005 ini akan dipasangkan dengan seorang peserta dari Kanada, yang merupakan counter partner dan akan menjadi pendampingnya untuk tinggal di rumah sebuah keluarga di Kanada. Kepada wartawan Rizky mengaku tertarik pada dunia public speaking dan kesenian terutama tari. Untuk itu, selama disana ia berencana untuk turut serta dalam program jurnalisme terutama dunia pertelevisian serta pelayanan publik lainnya. Terkait personel project-nya, ia berencana untuk bergabung dengan kelompok dancer yang merupakan salah satu program ekstrakurikuler di Amherst College, salah satu perguruan tinggi di Kota Amherst. Berbagai program yang akan diikuti diantaranya kegiatan kebudayaan yang akan diselenggarakan setiap bulan serta Education activity day yang diselenggarakan tiap minggu di Propinsi Nova Scotia. Berkaitan dengan hal tersebut, Rizky mengaku tengah mempersiapkan berbagai penunjangnya seperti membawa souvenir, latihan culture performance, dll. Selain itu, ia juga tengah belajar untuk menambah pengetahuan mengenai kebudayaan di Indonesia, khususnya Malang dan Jawa Timur. "Rencananya nanti saya akan mengenakan batik dalam setiap even khusus", ujarnya. Hal ini merupakan salah satu upayanya untuk mengenalkan Indonesia dan Jawa Timur khususnya. Selain itu, sesuai dengan bidang yang ditekuninya, Rizky juga berencana mengeksplorasi sistem kesehatan yang ada disana sebagai pengetahuan pribadinya dalam rangka mencari referensi untuk mengurangi angka gizi buruk.
Lebih jauh, mantan Duta Wisata (Raka Raki) Jawa Timur 2007 ini mengaku bangga terpilih diantara ratusan peserta seleksi. Tahapan seleksi yang dilalui diantaranya tes tertulis (Bahasa Inggris, matematika dan pengetahuan umum), wawancara (kepribadian, pariwisata, wawasan kebangsaan dan kepemimpinan), serta tes kesenian dan uji mental diantara 8 (delapan) besar. Dalam mempersiapkan segala sesuatunya, puteri pertama pasangan Hari Sulisianto dan Hotiyah ini mengaku terbantu dengan pengalamannya ketika menjadi delegasi dalam Asian Beauties Gathering yang diselenggarakan di kota Guang Zhi, China tahun lalu. Secara khusus, ia menceritakan bahwa program pertukaran Indonesia-Kanada ini telah berhasil menelurkan orang-orang besar seperti Teuku Faizasyah (Juru Bicara Departemen Luar Negeri), Sofyan Djalal (Menteri Negara BUMN) dan Teti Fajriati (pembawa acara Buletin Malam RCTI). (ar)

Rabu, 09 September 2009

Ted UB Beri Bantuan Kesehatan & Makanan Korban Gempa Tasik Malaya Jabar



Keterangan : Sebelum Berangkat di Terima Rektor UB Prof. Dr. Yogi Sugito (ard)

Media Center, FKUB
Team of Emergency and Disaster (TED) Universitas Brawijaya (UB) berangkat ke Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuanya untuk membantu korban gempa di Tasik Malaya. 7 (tujuh) orang personel inti yang meliputi tenaga medis, paramedis dan Lakesma (Lembaga Kesehatan Mahasiswa) FK UB ini bertujuan untuk membantu korban gempa bumi 7.3 Skala Richter (SR) yang berpusat di Tasikmalaya Jawa Barat pada Rabu (2/9)belum lama ini. Rombongan yang dipimpin oleh dr. Djoko Santoso, DAHK, MKes ini, natinya akan berkoordinasi dengan Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (Satkorlak PBP) wilayah Jawa Barat. Selama 4 (empat) hari, Rabu-Sabtu (9-12/9) TED UB akan melakukan layanan pengobatan serta pemberian bantuan berupa sembako kepada para korban dan pengungsi. Berdasar koordinasi dengan Satkorlak, menurut dr. Djoko, bantuan sembako yang diberikan adalah berupa beras, minyak goreng dan ikan asin. Total bantuan ini menurutnya berkisar Rp. 20 juta. Untuk memperlancar tugas selama di lapangan, TED UB menyertakan 1 (satu) unit mobil ambulance serta 2 (dua) unit truk logistik. Dalam hal penanganan korban bencana, sebelumnya TED UB juga telah turut berpartisipasi dalam penanganan korban tsunami Aceh, gempa Jogja, banjir bandang Bojonegoro, serta letusan Gunung Kelud.Pemberangkatan di Lakukan Oleh Rektor Unibraw Prof. Dr. Yogi Sugito Rabu (09/09) kemarin. (ard)
.

Jumat, 04 September 2009

Diuji Kemampuan 6 Mahasiswa Teluk Mondama Provinsi Papua


Keterangan Foto: dr.Roekitiningsih dan dr.S.Karyono,MKes saat melakukan pembinaan mahasiswa Papua (ard)



Keterangan Foto: Mahasiswa papua Saat Ikuti uji kemampuan (ard)

Keterangan Foto: Mahasiswa Teluk Mondama Papua (ard)

Media Center, FKUB
Enam orang mahasiswa asal Teluk Mondama Provinsi Papua ikuti tes uji kemampuan setelah mereka mengikuti Seleksi Mahasiswa (Selma) melalui program kerjasama antara Fakultas Kedokteran Unibraw (FKUB) dengan Pemerintah Daerah Provinsim Papua.” Mereka sudah diterima sebagai mahasiswa FKUB, namun kita uji kemampuanya sampai dimana,” tandas dr.Roekitiningsih salah seorang pengawas dari keenam mahasiswa teluk Mondama Sabtu (5/6) di kantor Pusat Gedung lantai VI FKUB.
Tentunya kalau kita bisa ukuu kemampuanya maka penangananya akan lebih mudah, karena para mahasiswa itu tidak bisa disamakan dengan mahasiswa yang ada di Jawa, alasanya sistem pengajaranya kemungkinan cukup berbeda. Keenam mahasiswa itu diantaranya Aristoteles, Agnes, Kristen, Budi dan Sherly mereka masuk ke FKUB sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara dekan FKUB dengan Bupati Teluk Mondama Provinsi Papua. (ard)

Sekitar 136 Orang Peserta Ikuti Tes Calon Pegawai Kontrak FKUB


Keterangan Foto: Para Petugas saat bagikan soal ujian (ard)


Keterangan Foto: salah Seorang petugas membagikan soal ujian (ard)


Keterangan Foto: Pembantu Dekan II Dr.dr.Setyawati S.Karyono,MKes (ard)

Media Center, FKUB
Sekitar 136 orang peserta mengikuti tes calon karyawan tenaga kontrak di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada Sabtu (5/9) di gedung pusat FKUB lantai VI. para tenaga kontrak itu nantinya akan ditempatkan dibeberapa jurusan yang masih membutuhkan.” Tutur Pembantu Dekan II Dr.dr.Setyawati S.Karyono,MKes pada Media Center FKUB belum lama ini.
Dikatakan Dr. Setyawati selain tes tulis juga ada Pisikotes dan ketrampilan, mereka akan diuji sejaum mana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Sedangkan yang paling banyak tenaga administrasi , karena dengan banyaknya jurusan baru yang di buka FKUB termasuk Farmasi dan program S2, perlu adanya tambahan tenaga administrasi.Sehingga untuk memperlancar proses pekerjaan yang ada di masing masing jurusan.
Sedangkan dari jumlah yang ada diperkirakan hanya diambil 25 orang peserta tenaga kontrak, setelah mereka mengikuti berbagai tahapan tes di FKUB. Setiap kontrak akan dilakukan evaluasi pertahun sejauh mana kinerja para karyawan tersebut, sedangkan yang diutamakan tenaga yang masih mudah dan punya ketrampilan yang baik. (ard)

Dhian Dipo, SKM,MA (HMPP) Ditjen Bina Gizi Masyarakat Depkes Masih Banyak Masyarakat Yang Mengalami Malnutritition di Indonesia


Dhian Dipo,SKM,MM (HMPP)
Media Center, FKUB
Micronutrient Malnutrition (MNM/vitamin dan mineral) merupakan ancaman serius terhadap kesehatan dan produktivitas pada lebih dari 2000 juta manusia di dunia walaupun telah dilakukan pencegahan besar-besaran. Dari data yang berhasil dihimpun Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), masih banyak masyarakat yang mengalami malnutrition jenis ini di berbagai daerah. Disebutkan Dhian P. Dipo, SKM, MA (HMPP) dari Direktorat Bina Gizi Depkes, dalam beberapa jenis micronutrient seperti garam beryodium, baru 6 (enam) propinsi yang memenuhi target. Sementara, baru 2 (dua) propinsi saja yang memenuhi target untuk penambah darah dan 15-23 propinsi yang telah memenuhi target dalam memberikan Vitamin A Supplementation (VAS). Melihat kondisi ini, maka pemerintah RI, disampaikan Dhian Dipo, memiliki beberapa kebijakan diantaranya meningkatkan akses dan mutu layanan gizi di tingkat bawah, mengadakan suplementasi (obat penambah gizi), revitalisasi posyandu, meningkatkan kewaspadaan terhadap gizi buruk serta intensifikasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Di Indonesia, program kadarzi telah rutin diselenggarakan melalui penimbangan anak secara berkala dan teratur, ASI ekslusif, konsumsi garam beryodium, diversifikasi jenis makanan serta suplementasi gizi.
Dalam merealisasikan kebijakan ini, menurut Dhian Dipo, Depkes telah menjalankan beberapa program diantaranya distribusi obat penambah gizi, mendidik masyarakat untuk melakukan diversifikasi makanan, pemantauan status gizi serta fortifikasi pangan. Program fortifikasi pangan yang telah dijalankan meliputi penambahan vitamin A dalam minyak, Fe (zat besi) dalam tepung serta Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI).

Suplementasi
Implementasi VAS menjadi penelitian khusus bagi Rosmani Verba Pangaribuan, MPH, Dr.rer.nat dari Southeast Asian Ministers of Education Organization Tropical Medicine Regional Center for Community Nutrition (SEAMEO-TROPMED RCCN). Melalui penelitian tersebut ia melakukan survey manajemen VAS di 3 (tiga) propinsi yaitu Lampung, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya outcome yang diperoleh walaupun VAS telah 3 (tiga) dekade dijalankan di Indonesia. Dari temuannya, ia mendapatkan banyaknya Vitamin A Capsules (VAC) yang tidak terdistribusi hingga menjadi kadaluwarsa. Hal ini menurutnya disebabkan tidak adanya koordinasi antar level pada Departemen Kesehatan. Akibatnya proses birokrasi pun memakan waktu, sehingga logistik VAS melebihi masa kadaluwarsanya. Dari hasil temuan ini, Rosmani Pangaribuan memberikan rekomendasi agar lebih sering dilakukan koordinasi pada setiap level sampai pada kader posyandu yang ada di level terbawah. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai VAS disamping pendidikan nutrisi kepada ibu muda.
Alasan pemakaian suplementasi disampaikan oleh peneliti lainnya dari SEAMEO-TROPMED RCCN, Siti Muslimatun, PhD. Suplementasi, dinilainya dapat membantu memenuhi kebutuhan beberapa micronutrient yang jumlahnya sangat terbatas jika diperoleh dari makanan saja. Dalam presentasinya, Siti Muslimatun memaparkan "experience of Maternal Supplementation in Indonesia". Sementara itu, Basuki Budiman, Ir. MSc (PH) dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Bogor memaparkan mengenai "Assessment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring Their Ellimination and Lesson Learned of Capsule Iodine Supplementation Programme in Indonesia".

Fortifikasi
Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih nutrisi pada makanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan konsumsi dari nutrisi yang ditambahkan guna menambah status nutrisional pada sebuah target populasi. Hal ini dijelaskan oleh Dr. dr. Elvina Karyadi, MSc dari Micronutrient Initiative (MI) Indonesia dalam paparannya yang berjudul "Opportunities and Challenge for Food Fortification in Indonesia". Lebih lanjut dipaparkannya, pengendalian micronutrient (vitamin dan mineral) merupakan bagian yang paling penting dari seluruh usaha melawan kelaparan dan malnutrisi. Beberapa usaha berbasis pangan seperti fortifikasi makanan, diversifikasi makanan, pendidikan nutrisi, kesehatan masyarakat dan pengukuran keamanan pangan harus dilakukan secara simultan. Di Indonesia, Micronutrient Malnutrition (MNM) biasanya terjadi pada zat besi, vitamin A dan yodium. Kunci sukses fortifikasi makanan disampaikan secara khusus oleh Josafat Siregar, STP, MM dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam kasus fortifikasi tepung terigu.


Micronutrient dan Infeksi
Kasus infeksi berkaitan dengan micronutrient yang diangkat dalam kesempatan tersebut diantaranya adalah malaria, Tuberculosis (TBC), genome micronutrigenomic serta manajemen nutrisi untuk penderita Diabetes. Dalam hal infeksi malaria misalnya, Dr. Loeki Enggar Fitri memaparkan temuannya bahwa kekurangan micronutrient berperan penting dalam proses pathogenesis malaria serta pengurangan aktivasi dari T limphosit. Dijelaskannya, selama infeksi malaria terdapat kondisi yang disebut immune-suppression pada akhir tahapan infeksi, atau bahkan penyerangan terhadap eritrosit oleh parasit. Mengatasi hal ini, ia menekankan pentingnya keseimbangan antara mineral dan zat antioksidan untuk mengurangi gejala klinis. Dari penelitiannya, diketahui bahwa mineral seperti zat besi serta vitamin A, C, E dan Bheta Group dapat mengganti zat-zat oksidative yang telah jenuh. Dalam penelitiannya, ia menggunakan vitamin C serta buah merah sebagai antioksidan herbal yang mengandung vitamin C dan E untuk mengatasi malaria. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa vitamin C dan E dapat digunakan sebagai terapi sementara untuk menambah kekebalan sel dan mengurangi aktivitas apoptotic. [ard)]
.

Dekan FKUB Dr. Dr.Samsul Islam, SpMK,MKes Membuka Seminar International dan Workshop Micronutrient Di Hotel Kartika Wijaya


Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr.dr.Samsul Islam,SpMK,MKes Membuka secara resmi seminar International Dan Workshop Micronutrientn dengan pemukulan Gong (ard)

Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr.dr. Samsul Islam, SpMK,MKes saat memberikan ucapan selamat pada Ketua Jurusan Gizi Dr. dr. Endang Sriwahyuni dan Dhian Dipo, SKM,MA Subdit Gizi Mikro Ditjent Bina Gizi Masyarakat Depkes Indonesia serta utusan dari Universitas Indonesia.(ard)

Keterangan Foto: Pembantu Dekan II Dr.dr.Setyawati S.Karyono,Mkes dan Pembantu Dekan III : dr.M Hanafi, Mph berada diantara para peserta seminar International dan Workshop Micronutrient (ard)



Media Center, FKUB
Perlu adanya perhatian dari pemerintah serta wakil rakyat masalah gizi buruk yang merupakan sebagai persoalan yang cukup serius di Indonesia. Kalau ada kemauan pasti ada jalan,” Masak menangani masalah penyakit gondok saja tidak bisa, hal itu sangat keterlaluan,” tandas Dekan FKUB Dr. Dr. Samsul Islam, SpMK.MKES pada saat membuka seminar International Micronutrient Malnutrition di Hotel Kartika Wijaya Batu Jumat (4-5/9) belum lama ini.
Disampaiakan Dr.Samsul bahwa masalah Gizi ini merupakan persoalan yang cukup penting, karena bila tidak ada perhatian maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang bodoh. Tentunya penanganannya harus secara menyeluruh tidak hanya dari Dinas Kesehatan Saja, tapi dari seluruh komponen yang harus bisa terlibat. Apalagi sekarang sistem Otonomi Daerah, pemerintahan Daerah yang cukup banyak berperan dalam penanganan masalah gizi buruk ini.
Seminar Micronutrient Bekerjasama dengan SEAMEO-TROPMED Regional Centre For Community Nutrition (RCCN) Universitas Indonesia, Program studi Ilmu Gizi/Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya diharapkan bisa berkesinambungan, karena dikatakan Dr. Samsul saat ini merupakan kesempatan yang cukup baik, untuk menyuarakan dan ikut menangani masalah gizi buruk di Indonesia ini. Selanjutnya Dekan mengucapkan selamat dengan adanya kegiatan Seminar International dan Workshop Micronutrient, harapanya bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Nia Novita Wirawan,MSc selaku Chairman menyampaikan bahwa seminar ini diikuti sekitar 112 peserta dari seluruh Indonesia mulai dari Papua, Jateng, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat serta Jawa Timur sedangkan pemateri diantaranya Prof. Rosalind S.Gibson dari Otago University New Zealand dengan materi Current Issuees On Micronutrient
,Basuki Budiman,Ir,Msc(PH) dari pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan , Bogor materi Assessment Of Lodine Deficiciency Disorders&Monitoring Their Elimination& Lesson Learned Of Capsule Lodine Suppmentation program in Indonesia, Dr. dr.Elvina Karyadi,MSc Micronutrient inititative(MI) Indonesia materi Opportunities and Challenge for food fortification in Indonesia, Josafat Siregar,STP,MM PT. Indofood Suksdes Makmur, Tbk, materi Key Success factor in Flour fort6ification : Indonesian Flour Mills As Case, Elviyanti Martini,Siti Halati, Nurul Muslihah dari Helloen Keller International Indonesia materi Springkles for Reducing Micronutrient Deficiencies among children in Indonesia : Inpact and large scale Implementation, Loeki Enggar Fitri Departement Of Parasitologi, Fakulty of Medicine, Brawijaya University materi micronutrient in malaria infection,Prof.Dr.dr.Aris Widodo,SpFK from faculty of medicine, University of Brawijaya, Malang materi Micronutrients and genome micronutrigenomic.(ard)

Rabu, 02 September 2009

Gema Ramadhan FKUB Mulai Dari Tarling Hingga Lomba Dakwah


Kweterangan Foto:Buku-Buku Islam Yang di pamerkan (ard)


Keterangan Foto:panitia Gema Ramadhan Sedang Berpose bersama di lokasi pameran buku Islam (ard)

Media Center, FKUB
Gema Ramadhan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang banyak dilakukan kegiatan yang bernuasa Syiar Islam. Mulai dariZurid Tilawah, terawih keliling, lomba Tilawatil AlQuran hingga pameran dan penjualan buku serta Lomba dakwah Islam (DAI) berbagai kegiatan yang bernafaskan islam.
Disampaikan Zaki Panitia Gema Ramadhan FKUB saat ini dianggap cukup semarak, antusias dari rekan rekan mahasiswa cukup besar. Karenanya kegiatanyan juga cukup fariatif yang bisa menambah wawasan keislaman para mahasiswa FKUB khususnya yang muslim. Untuk tahun ini kegiatan dikemas cukup sederhana, tapi padat mulai dari seni Islamnya masuk maupun nilai-nilai kerokhanianya juga bisa terakomodir. Tentunya kegiatan ini hanya kegiatan sampingan dari mahasiswa, bisa digunakan untuk sarana refresing dan sekaligus mempertebal keimanan. (eas)

Rektor UB & Dekan FKUB Terima Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia


Media Center,FKUB
Universitas Brawijaya Malang kedatangan tamu dari Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia(MKKI). Tujuan kedatanganya untuk melakukan visitasi di FKUB berakitan dengan rencana pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Syaraf. Team MKKI ditemui oleh Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof. Dr. Yogi Sugito didampingi Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK.MKes.
Dijelaskan Prof. Dr. Yogi Sugito bahwa Universitas Brawijaya saat ini telah berkonsentrasi untuk meningkatkan program pendidikan Pasca Sarjana, khususnya akan mendapatkan prioritas di FKUB untukm program S2 dan S3 serta Program Pendidikan Dokter Spesialis.Program ini sangat mendukung n rencana Universitas Brawijaya untuk membangun rumah sakit akademik.
Sedangkan Untuk Fakultas Kedokteran Unibraw (FKUB) saat ini telah mememiliki 14 Program Spesialis, dengan rencana untuk dibukanya program pendidikan dokter spesialis syaraf akan bertambah PPDS yang ada di FKUB.