Kamis, 12 Maret 2009

Perawat ujung tombak Pelayanan di Rumah Sakit 50% Ners Baru FKUB Di Sumpah



Keterangan Foto : Pimpinan FKUB Foto bersama dengan 50 Ners Baru (eas)

Media Center, FKUB
Perawat merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang memiliki kontribusi besar dalam pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit. Data terbaru dari direktur keperawatan dan keteknisan medik Dirjend Bina Pelayanan Medik DEPKES RI proporsi perawat kurang lebih 40% dari seluruh tenaga kesehatan di Indonesia, dari total jumlah yang ada 65% bekerja di Rumah sakit. Tutur Dr. Achmad Thamrin Jazuli , Sp. JP Direktur RSU Saiful Anwar Malang dalam sambutanya sumpah 50 Ners baru FKUB Kamis (12/3) kemarin di Gedung Gramedika FKUB.
Dikatakan perawat adalah tenaga yang selama 24 jam disisi pasien , untuk peran perawat dalam menjaga keselamatan pasien adalah sangat penting. Oleh karenanya perawat harus bisa meningkatkan mutu dan perkembangan IPTEK keperawatan secara lebih efektif dan efesien. Ditambahkan thamrin Jazuli kedepan pelayanan keperawatan haruas memperhatikan keselamatan pasien (patient safety) dimana pelayanan kesehatan yang aman merupakan hak dari pasien yang telah mempercayakan kesehatan dirinya ke tangan pemberi pelayanan.
Lebih Jauh dikatakan Dr. Achmad Thamrin pelayanan perawaan kesehatan di rumah sakit 80% dilaksanakan oleh perawat yang bisa diartikan bahwa ketergantungan klien terhadap pelayanan keperawatan sangat tinggi, untuk itu perawat dituntut mampu melaksanakan peran dan fungsinya secara profesional dalam pemberian pelayanan. Berdasarkan hasil penelitian 70% kepuasan pelanggan dikarenakan perilaku pemberi pelayanan sedangkan yang 30% fasilitas serta sarana dan prasarana rumah sakit.
Sementara Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes Dekan FKUB menyampaikan bahwa saat ini yang dilepas 50 Ners baru, hasil yudisium tanggal 25 Nopember 2008 sebanyak 13 orang tanggal 05 Pebuari 2009 sebanyak 37 orang dengan dilepasnya ners baru jumlah alumni sarjana keperawatan FKUB menjadi 623 orang. Oleh karenanya dekan mengharapkan agar Ners baru FKUB bisa meningkatkan profesionalisme dan bisa mengamlkan ilmunya dengan sebaik mungkin sehingga bisa bermanfaat dimasyarakat. (eas)

Rabu, 11 Maret 2009

Sarja Gizi Bisa Jadi Pembela Dan Pelindung Hak Klien Serta Sebagai Kolaborator Pelayanan Kesehatan

Media Center, FKUB
Seorang Dietesion akan memberikan asupan makanan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhanya , tindakan pengelolaan gizi yang didasari pengetahuan yang cukup menghasilkan asuhan gizi yang berkualitas. Tandas Dekan FKUB DR. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes dalam sambutan pelepasan lulusan sarjana gizi pada Sabtu (7/3) kemarin di Gedung Gramedika FKUB.
Ditambahkan Dengan kemampuan menegakkan diagnose gizi maka penanganan penderita yang telah ditegakkan diaagnosa medisnya akan terlaksana dengan baik.Diungkapkan juga oleh Dr. dr. samsul Islam, bahwa , masing-masing tenaga medis yang berkompeten akan bekerjasama dibawah satu tim koordinasi seorang klinisi, tentunya dengan adanya koordinasi yang baik akan dapat memberikan layanan yang holistik.
Sementara Dr. dr. Endang Sriwahyuni, MS menyampaikan bahwa Sarjana Gizi fakultas kedokteran FKUB yang dilepas sekitar 48 Sarjana Gizi baru, hasil yudisium tanggal 01 Des 2008 sebanyak 12 orang, 13 Pebruari 2009 sebanyak 36 orang , sehingga dengan dilepasnya sarjana kali ini, total lulusan sarjana gizi FKUB menjadi 235 orang , selain itu ada beberapa lulusan yang mendapatkan predikat terbaik diantaranya Muhammad Zaini Jauhari , S.Gz IPK : 3,66, Ni Putu Sutami , S.Gz IPK : 3,63, Nurani , S.Gz IPK: 3,61, Yunita Tri Damayanti , S.Gz IPK : 3,53 dan Winda Mulia Rasiobar, S.Gz IPKJ: 3,51.
Sedangkan Dr.Achmad Thamrin Jazuli,Sp.JP Direktur RSU Saiful Anwar Malang mengucapkan mengucapkan selamat pada lulusan sarjana gizi, Achmad Thamrin mengharapkan agar para sarjana gizi bisa bekerja secara profesional serta bisa mengubah pola makan masyarakat yang saat ini cenderung instan yang kerap kurang memperhatikan asupan nutrisi yang bergizi, sehingga bisa meningkatkan penyakit Obhesitas, jantung diabetes cerebro vaskuler dan masih banyak lagi.
Selain itu juga dalam pelayanan kesehatan seorang lulusan studi ilmu gizi diharapkan juga dapat berperan sebagai pemberi pelayanan asuhan gizi (Nutrition Care Provider) atau mungkin juga sebagai anggota PERSAGI dan Pengelolah Pelayanan Asuhan Gizi ( manager) Dimana didalamnya meliputi peran sebagai pembela dan pelindung hak klien serta kolaborator dalam pelayanan kesehatan selain fungsi pendidikan.(eas)

Sekitar 22 Peserta PPDS Dilepas Dekan FKUB


Keterangan Foto: Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes Dekan FKUB saat Memberikan sambutan (mas)

Keterangan Foto : Berpose bersama Pimpinan FKUB dengan Para Peserta Program PPDS I Usai Pelepasan (mas)


Keterangan Foto : Para undangan yang juga dihadiri Direktur RSU Saiful Anwar Malang dan jajaran Kesehatan se Malanmg Raya (mas)

Media Center , FKUB
Sekitar 22 peserta program study Pendidikan dokter spesialis I dilepas Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang di gedung Gramedika Jumat (06/03) ,kemarin yang sempat dihadiri oleh Direktur RSU DR. Saiful Anwar Malang Dr. Achmad Thamrin Jazuli , Sp.JP dan sejumlah pejabat dari Dinas kesehatan di Malang Raya.
Disampaikan Dekan FKUB Dr. dr.Samsul Islam, SpMK, Mkes dari jumlah 22 peserta Program study pendidikan spesialis terdiri dari ilmu kesehatan imergency 2 orang, ilmu penyakitn paru 2 orang, ilmu penyakit dalam 6 orang, ilmu kesehatan mata 9 orang, ilmu penyakit THT 1 orang, ilmu bedah umum 2 orang, dengan dilepasnya tenaga mahasiswa program study pendidikan dokter ini diharapkan bisa berkuiprah dimasyarakat mengabdikan diri dalam dunia kesehatan. Oleh, karena para peserta program study pendidikan dokter spesialis bisa menggunakan ilmunya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat.
Sementara Dr. Achmad Thamrin Jazuli, Sp.JP Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang dengan adanya program Study pendidikan dokter di FKUB akan sangat membantu RSU Saiful Anwar Malang khususnya dalam memberikan pelayanan pada masyarakat, semakin banyak tenaga spesialis di RSU maka mutu layanan kesehatan akan semakin baik. Tentunya Dr. Achmad Thamrin mengharapkan agar para lulusan bisa menggunakan ilmunya dengan baik dan selalu mengacu pada kepentingan kesehatan dalam melakukan tindakan.Sehingga para dokter akan bisa menjunjung tinggi progfesionalisme dalam mengabdikan diri di dunia kesehatan. (eas)

Kamis, 05 Maret 2009

Drs.Albert H. Torey.MM Bupati Teluk Wondama Tandatangani Kerjasama dengan FKUB


Keterangan Foto : Dekan (FKUB) Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes Berjabatan tangan dengan Bupati Teluk Wondama Provinsi Papua Barat(mas)

Keterangan Foto : Dekan (FKUB) Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes melakukan penandatanganan kerjasama dengan Drs. Albert H. Torey, MM Bupati Teluk Wondama Provinsi Papua Barat(mas)
Media Center, Fkub
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Malang Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, Mkes melakukan penandatanganan kerjasama dengan Drs. Albert H. Torey, MM Bupati Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, penandatanganan nota kesepahaman itu dilaksanakan ruang pertemuan lantai 5 FKUB Kamis (05/03) dengan di saksikan oleh Prof. Dr. Janggan Sargowo serta sejumlah pimpinan FKUB.
Disampaikan Dr. dr.Samsul Islam, SpMK, Mkes dekan FKUB dalam sambutanya bahwa kerjasama ini merupakan satu bentuk nyata saling mengisi antara Pemda Kabupaten Wondama dengan FKUB, dimana kesepakatan bersama harapannya bisa direalisasikan secara nyata antara kedua belah pihak. Tentunya kerjasama dengan FKUB ini kususa dalam bidang peningkatan mutu kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Teluk Wondama. Selain itu juga meningkatkan pendidikan bagi tenaga medis yang ada daerah tersebut.
Secara terpisah Prof. Dr. Janggan Sargowo menyampaikan bahwa selain kesehatan kerjasama dengan Universitas Brawijaya juga dalam bentuk yang lain dalam bidang ekonomi, penataan kota ( Planologi) serta bidang peningkatan sumberdaya manusia (SDM) warga Teluk Wondama Provinsi Papua Barat. Kerjasama ini menyeluruh, karena Universitas Brawijaya (UB) Banyak tenaga pakar dan jurusan yang bisa mendukung kemajuan warga Papua Barat.
Sementara Drs, Albert H. Torey, MM Bupati Teluk Wondama Provinsi Papua Barat menyampaikan pada Media Center bahwa Teluk Wondama mempunyai kekayaaan alam yang cukup besar. Dengan adanya kerjasama dengan perguruan tinggi akan bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk kesejahteraan warga Teluk Wondama dalam berbagai bidang ekonomi, kesehatan, perikanan serta pendidikan. Sedangkan untuk dengan FKUB Bupati akan mengirim tenaga dokter maupun tenaga medis, untuk bisa belajar di FKUB dengan anggaran dari APBD. (eas)

Selasa, 03 Maret 2009

Sekitar 25 Dokter FKUB di Sumpah

Media Center,FKUB
Sekitar 25 dokter baru disumpah oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) para dokter baru diminta untuk menghayati sumpahnya dalam melaksanakan tugas sebagai profesi dokter, sehingga tidak sampai ada penyimpangan di masyarakat. “ Kalau dokter bisa menghayati sumpahnya maka ia tidak mungkin melakukan pelanggaran,” tandas Dr. dr. Samsul Islam, SpMk, Mkes dekan FKUB pada media center Senin (3/3) kemarin.
Para dokter dari baru yang disumpah hasil yudisium dokter tanggal 12 Pebuari 2009, dengan dilepasnya dokter baru maka lulusan FK UB berjumpah 3627 orang dan asatu peserta program adaptasi pengakuan dokter umum lulusan dari Manila central University – College of medicine, Philippina , yang saat itu juga mengikuti ucapan juga saebagai salah satu kewajiban seorang dokter.
Disampaikan juga bahawa dengan akreditasi pendidikan dokter FKUB telah mendapatkan nilai A, telah ikut5 mendorong UB mendapatkan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) Nilai A. Dengan RS pendidikan tipe tertinggi (A) PS pendidikan dokter dan universitas Brawijaya Akrweditasui A, telah lengkaplah komponen pendidikan dokter ini dan membuktikan bahwa pengakuyan atas proses pembelajaran di FK UB telah berjalan dengan baik.
Sementara Dr. Achmad Thamrin Jazuli , Sp,JP Direktur RSU Saiful Anwar menyampaikan bahwa para dokter harus menjunjung tinggi profesionalisme kedokteran, oleh karenanya sumpah dokter harus betul dihayati dan di laksanakan. Disinggung juga banyaknya informasi di media massa yang berkaitan dengan perilaku para dokter yang dapat membuat citra kurang baik. Tentunya kita harus bisa interopeksi dan saling menjaga antara dokter yang satu dengan yang lain tidak saling menjelekkan, karena kita pada dasarnya saudara oleh karenanya harus bisa saling menjaga.(eas)