Rabu, 13 Januari 2010

Komitmen Dekan FKUB Kembangkan Ilmu Gizi Di Indonesia





Media Center, FKUB
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya berkomitmen mengembangkan ilmu gizi di Indonesia yang diawali dengan pendirian Diploma Gizi pada 1998 dan saat ini telah berubah menjadi program sarjana Ilmu Gizi,” tandas Dr.dr. Samsul Islam, SpMK.MKes dalam sambutanya dalam rangka pembukaan . Training For Instructor II (ITFI) Pendidikan Profesi Gizi (Registered Dietition/RD) pada 12 - 15 Januari 2010 di Guest House Universitas Brawijaya.
Dikatakan profesi gizi perlu diayomi dalam sebuah komunitas yang kuat agar mampu mendukung pemerintah guna mencari solusi berbagai permasalahan gizi di Indonesia. Selain itu menurut dr. Samsul Islam, perlu ada perubahan pola pikir bahwa gizi bukan semata-mata urusan 'dapur'
Sementara Ketua AIPGI Prof dr Hamam Hadi MS ScD menyatakan pada wartawan , di Indonesia saat ini masih dijumpai persinggungan ilmu gizi dengan ilmu-ilmu lain, misalnya yang terjadi di rumah sakit antara dokter dengan ahli gizi. Hal ini menurut guru besar yang juga dosen Universitas Gadjah Mada itu lebih disebabkan karena historis dunia kedokteran yang notabene lebih tua usianya dibanding ilmu lainnya. "Dokter di masa lalu identik dengan dokter yang harus menguasai tiga ilmu sekaligus, ilmu kedokteran, ilmu farmasi dan ilmu gizi. Namun demikian sesuai perkembangan jaman, dunia kedokteran pun punya keterbatasan. Untuk hal-hal tertentu seperti, makanan apa yang harus dikonsumsi guna memenuhi asupan gizi tertentu, bukan dokter yang paham secara detil tentang itu, tetapi ahli gizi", ujarnya
Materi yang diberikan diantaranya Performa Instruktur menurut Standar BNSP oleh Agus Sutarna SKep MNSc dari Komisi Sertifikasi BNSP, PBL for Dietary Internship oleh Nia Novita Wirawan MSc, serta Asuhan Gizi dengan NCP dan MNT oleh Dr dr Achmad Rudijanto SpPD Ked. Sedangkan pesertanya diantaranya dari UB, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, UMS, Poltekes Malang, Poltekes Kupang, Poltekes Denpasar, dan RSUD Kanjuruhan. (ard)

Istri Walikota Sambut Baik Kegiatan FKUB


Ny. Heri Puji Peni Suparto istri walikota dan Kepala Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Drs. Wasto saat melihat warga memperagakan pembuatan kompos binaan UPPM FKUB

Media Center, FKUB
Kegiatan Unit Pengembangan Pengabdian kepada Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB), Minggu (10/01) berjalan cukup baik. Dihadiri oleh Ny. Heri Puji Peni Suparto istri walikota Malang serta kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang Drs. Wasto, Kegiatan Jalan Sehat dan Bazar Produk Ramah Lingkungan, yang dipusatkan di Balai RW 06 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Sukun ini merupakan bagian akhir dari rangkaian program pengabdian masyarakat mengenai pengelolaan sampah dan penanaman sayur di kawasan tersebut.
Ny. Heri Puji Peni Suparto menyambut baik kegiatan Pengabdian masyarakat yang diselenggarakanm FKUB dengan masyarakat. " saya menyambut baik kegiatan dari FKUB, semoga ditindak lanjuti," tutur Ny. Heri Puji Peni Suparto pada Media Center usai memberikan sambutan

Dikatakan Lilik Zuhriyah, SKM. MKes selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan Kegiatan diawali pukul 06.00 - 07.30 WIB yang dilanjutkan dengan bazar aneka produk ramah lingkungan. Berbagai produk tersebut diantaranya kompos, komposter, produk dan benih pertanian organik, kreasi daur ulang serta aneka jajanan sehat. Peserta bazar adalah warga dari kelurahan yang mendapatkan pendampingan dari UPPM yang meliputi Kelurahan Bunul Rejo dan RW 06 Kelurahan Sukun. Selain itu, turut serta juga pengusaha lokal pertanian organik, perguruan tinggi di Malang, anak jalanan Muharto serta warga Perum Bukit Cemara Tidar.
Selain itu juga dilanjutrkan dengan Dalam pelatihan pembuatan kompos dan kreasi daur ulang. Pelatihan ini dapat diikuti secara gratis dengan mendaftar terlebih dahulu saat acara berlangsung. Seorang kader lingkungan dari .
Dikatakan Lilik Program Pembuatan Kompos dari Sampah Rumah Tangga dan Penanaman Sayuran di Pot Sebagai Solusi Tempat Pembuangan Sampah Liar (TPSL) ini dikoordinir oleh Dr. Rer. Nat. Tri Yudani Mardining R, S.Si, M.Sc, dosen FKUB dan dimulai sejak April 2009 hingga saat ini. Program ini memiliki beberapa tujuan yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup sehat dan bahaya pembuangan sampah liar, memberdayakan masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk turut serta mengurangi masalah sampah dengan mengelola sampah keluarga, memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik, memberdayakan masyarakat menciptakan kesan hijau di sekeliling rumah dengan menanam sayur serta mengurangi secara bertahap aktivitas pembuangan sampah ke TPSL.
Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu PKK, tokoh masyarakat, karang taruna dan petugas kebersihan.(ard)

Selasa, 05 Januari 2010

PPDS I Dijamin Kualitasnya Diatas S2 Rektor Terima 51 Maba PPDS I


Sambutan Prof.Dr.Yogi Sugito Rektor Unibraw (ard)



Para peserta dan undangan Penerimaan PPDS I (ard)

Media Center, FKUB
Pogram Pendidikan Dokter Spesialis ( PPDS) I sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya, Karena kalau dibandingkan Pasca Sarja (S2) kurang dari 40 SKS , sedangkan PPDS I sudah melampoi 40 SKS. tentunya masih perlu dipicu lagi kualitas karena FKUB sudah tidak bisa lagi hanya melihat di pendidikan lokal, " tapi harus mampu bersaing di dunia Internationalm dalam Menyongsong Free Trade Area ASEAN plus China pada Januari ini,” Tandas Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes dalam sambutanya dalam penerimaan 51 mahasiswa baru PPDS I, yang diterima langsung oleh Rektor Unibraw Prof. Dr. Yogi Sugito
Tentunya bukan hanya barang saja, tapi juga jasa profesional dokter juga akan bersaing dengan dunia luar. Hal senada juga disampaikan Rektor Unibraw Prof. Dr. dr. Yogi Sugito, bahwa saat ini sudah waktunya Unibraw berkonsentrasi dengan program S2 serta PPDS I ini, karena untuk S1 sudah cukup, bahkan dari Dirjen Dikti juga menyarankan, bahwa dengan adanya akreditasi A Unibraw serta masuk dalam 500 besar perguruan tinggi terbaik di dunia sudah saatnya untuk mampu bersaing di tingkat global. Tentunya dirinya menyambut baik PPDS I ini, karena dianggap sangat mendukung dari Program UB untuk kembangkan Program Pasca Sarjana. Disinggung juga dalam penerimaan tenaga dosen kemarin untuk PPDS I, belum ada yang berani mendaftar, sehingga masih tetap menggunakan tenaga dosen yang ada.Oleh, karenanya dengan semakin banyak tenaga kesehatan lulusan PPDSI akan mempermudah untuk mencari tenaga dokter spesialis di FKUB.
Ditambahkan paradigma baru pendidikan di Indonesia yang penting untuk tetap disikapi diantaranya bermutu, efisien, dan merata". Mutu atau kualitas pendidikan tinggi tidak bisa ditawar lagi karena terkait erat dengan output yang dihasilkan.
Pendidikan tinggi juga harus efisien. Menurut Rektor, perencanaan pendidikan harus dibuat seefisien mungkin dari sisi kurikulumnya. "Hal ini bukan karena mahasiswa harus lulus cepat saja, tetapi karena memang dia sudah dibutuhkan dengan mendesak di masyarakat", ungkapnya.
Pendidikan tinggi juga harus merata untuk semua lapisan masayarakt dan dari berbagai macam daerah. "UB memiliki sejumlah 30% mahasiswa yang berasal dari luar Jawa Timur. Menurut Dikti, jumlah ini yang tertinggi', tuturnya.
Dr.Achmad Thamrin ,Sp.JP , Direktur RS Saiful Anwar (RSSA) menyampaikan bahwa Rumah sakitnya kini telah mengantongi sertifikat ISO 9001/2008 terbaru. Artinya secara kualitas RSSA telah sedemikian baiknya untuk melakukan pelayanan kesehatan maupun sebagai sarana pendidikan. "Rumah Sakit Saiful Anwar ibaratnya sekeping mata uang jika dilihat dengan Universitas Brawijaya. Ketika rumah sakit sudah berkualitas, dan fakultas kedokteran telah terakreditasi A, maka otomatis akan mampu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas", tuturnya.
Sementara dari 51 mahasiswa PPDSI I baru 37 mahasiswa statusnya mandiri, 13 PPDS BK, dan 1 orang dari utusan daerah/TNI/POLRI.(ard)

.