Jumat, 16 Oktober 2009
LPM FKUB Memberikan Penyuluhan Demam Berdarah Warga Sawojajar
Keterangan Foto: dr. Aswin Djoko Baskoro, MS, SpParK pakar dari FK UB ketika memberikan penjelasan.(ard)
Keterangan Foto: Lilik Zuhriyah,SKM,MKes Ketua panitia dari FKUB saat memberikan sambutan (ard)
Keterangan Foto: Cukup antusias warga sawojajar saat mendengarkan arahan bahayanya Nyamuk Demam berdarah dan cara penanganannya.(ard)
Media Center, FKUB
Lembaga Pengabdian masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Malang dan RSU Saiful Anwar Malang memberikan penyuluhan Demam Berdarah di wilayah Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Angka Demam Berdarah di Kelurahan Sawojajar, Kota Malang cukup menonjol, selalu berada diposisi teratas seperti disampaikan dr. Nunus, M.Kes dari Dinas Kesehatan Kota Malang.
Diketahui sebanyak 465 kasus ditemukan sampai bulan Agustus 2009 dengan korban meninggal 4 orang. Tidak hanya itu, angka kejadian (Incidence Rate/IR) Demam Berdarah di Sawojajar menurut Nunus juga relatif tinggi, hingga 50/100.000 penduduk. Hal ini dikatakannya masih jauh dari target pencapaian yang ditetapkan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dimana angka kejadian diharapkan hanya 20/100.000 penduduk dan angka bebas jentik 95%.
Dari data yang berhasil dihimpunnya, kasus tertinggi demam berdarah di Kota Malang berkisar antara bulan Maret dan April sedangkan yang terendah antara bulan Juni-Agustus. Pada bulan-bulan dengan angka kasus rendah tersebut, Nunus menyarankan agar dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) diantaranya melalui fogging (pengasapan). "Agar fogging efektif, maka sebaiknya semua perabotan rumah tangga dikeluarkan karena nyamuk seringkali tersembunyi di kolong ataupun di bawah perabotan yang tidak terjangkau asap", ujarnya.
Nyamuk Betina Lebih Ganas
,dr. Didik, M.Kes dari Seksi Penyakit Infeksi dan Tropik Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSSA/FK UB menjelaskan bahwa jenis nyamuk aedes yang berbahaya adalah nyamuk betina. Nyamuk jenis ini, diterangkannya menghisap darah untuk mematangkan telur sembari memasukkan virus dengue yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah (Dengue Hemorrhagic Fever). Gejala penyakit ini meliputi demam, pusing, nyeri (kepala, otot, sendi, dan belakang mata), manifestasi perdarahan, kecenderungan terjadi syok dan penurunan jumlah sel darah putih. "Indikasi pasien yang diharuskan masuk rumah sakit adalah kulit dingin dan pucat, gelisah/tidak sadar dan jumlah urine sedikit", terang dr. Didik. Pasien dinyatakan telah sembuh dari demam jenis ini jika jumlah trombositnya lebih dari 50.000/m3 dan urine telah kembali normal.
Sementara dr. Aswin Djoko Baskoro, MS, SpParK (dosen FK UB Nyamuk Aedes keberadaan disebabkan oleh faktor lingkungan yang sering dikarenakan kesalahan manusia sendiri. Nyamuk ini, menurutnya suka tinggal di air, terutama air yang menggenang. Lurah Sawojajar, Mustaqim Jaya, AP, MM menyatakan bahwa pihaknya merasa prihatin atas tingginya angka Demam Berdarah di wilayahnya. Untuk itu, secara khusus ia menghimbau agar warga menjaga lingkungan sekitar tempat tinggalnya.(ard)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar