Jumat, 16 Oktober 2009
Lulusan Dokter Program Spesialis I Ditutut Lebih Profesional
Keterangan Foto: Para peserta PPDSI saat melakukan prosesi pelepasan (ard)
Keterangan Foto: Direktur Rumah Sakit Syaiful Anwar, dr. Achmad Thamrin, Sp.JP.saat memberikan sambutan (ard)
Keterangan Foto: Tamu undangan dan beberapa pimpinan FKUB (ard)
Keterangan Foto: Dekan FKUB Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes saat mengalungkan Gordon pada peserta PPDS I (ard)
Media Center, FKUB
Para lulusan program dokter spesialis I dituntut agar lebih baik dalam menjalankan tugasnya, karena dengan bertambahnya predikat spesialis maka para dokter diminta bisa bekerja bisa lebih profesional dalam menjalankan tugas pengabdianya dibidang kesehatan . Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Dr. dr. Samsul Islam, SpMK, MKes. Melepas Delapan lulusan dokter spesialis dari Sembilan dokter, seorang tak hadir karena berhalangan.
Pelepasan dokter spesialis dihadiri sendiri oleh , Direktur Rumah Sakit Syaiful Anwar, dr. Achmad Thamrin, Sp.JP. Dalam sambutan, ia menyatakan bahwa RSSA dan FK UB merupakan 2 (dua) institusi yang berperan besar melaksanakan Program Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS I). Untuk itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara keduanya guna melahirkan lulusan yang memiliki profesionalitas serta kematangan emosi dan spiritual yang merupakan modal utama untuk terjun ke dalam masyarakat. "Karena pendidikan yang ditempuhnya, maka para peserta pendidikan Dokter Spesialis berhak mendapat tambahan gelar yang bukan hanya untuk menambah panjang nama tetapi harus dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat", ujar Thamrin. Dalam tahun 2009 ini, RSSA dan FK UB dikatakannya telah membuka 5 (lima) program baru dokter spesialis.
Lulusan Baru
Kesembilan orang dokter spesialis baru tersebut adalah dr. Oeryana Agustin Widayanti, SpP (judul thesis: "Pengaruh Pengobatan Suportif Vitamin D Terhadap Konversi Sputum dan Perbaikan Radiologis Penderita Tuberkulosis Paru"), dr. Mauritz Silalahi, SpP (judul thesis: "Pengaruh Breathing Exercise dan Latihan Ergocycle Terhadap Hasil Spirometri, 6 Minutes Walk Test St. George Respiratory Questionnaire Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik?), dr. Hasna Retna Wati, SpM (judul thesis: "Efek Pemberian Melatonin terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) pada Kultur Sel Pigmen Epitel Retina (RPE) Mata Kambing (Capra hircus) yang dipapar H2O2"), dr. Aulia Abdul Hamid Abdullah, SpM (judul thesis: "Efek Pemberian Lycopene Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) pada Kultur Sel Pigmen Epitel Retina (RPE) Mata Kambing (Capra hircus) yang dipapar H2O2"), dr. Andrianus Gatot Sugiharto, SpPD (judul thesis: "Kaitan antara Gambaran Histopatologis dan Klinis dengan Respon Terapi Kortikosteroid pada Penderita Sindroma Nefrotik Dewasa), dr. Theresia Avilla Ririel Kusumosih, SpOG (judul thesis: "Perbandingan Jumlah Podosit Urine pada Kehamilan Normal dengan Kehamilan yang Disertai Preklampsia dan Hipertensi Kronis"), dr. Johannes Eliser Sebayang, SpTHT-KL (judul thesis: "Hubungan Eosinofil Sekret Hidung dengan gejala Buntu Hidung pada penderita Rinitis Alergi Persisten"), dan dr. Nunun Chatra Kristinae, SpTHT-KL (judul thesis: "Efektivitas Echinacea dalam Mengurangi Gejala Nyeri Tenggorokan pada Faringitis Akut Karena Virus"). Dalam pengambilan janji dan pelepasan dokter spesialis kali ini, dr. Oeryana Agustin Widayanti dinyatakan menyandang gelar Cumlaude pada Ujian Nasional Paru yang baru pertama diadakan di Indonesia. [ard]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar