Minggu, 21 Desember 2008

Sukses Simposium National Malnutrition Dalam Rangka Lustrum IX FKUB Dihadiri Sekitar 66 Peserta FK Seluruh Indonesia



Keterangan foto Pembantu Dekan I : Prof.Dr.Edi Widjajanto,MS,SpPK Sedang membuka acara simposium (eas)


Keterangan : Prof. Bintoro, Department of Anatomy, Physiology and Pharmacology, Institut Pertanian saat menyampaikan makalahnya dengan moderator Dr.dr. Endang , Ms (eas)

Media Center, FKUB
Simposium National Indonesian Physiological Society dengan tema Integreted Approach Of Malnutrition from Enveroment To Genenitich, berkaitan dengan Lustrum IX FKUB & Dies Natalis ke 46 Universitas Brawijaya di Hotel Agro Kusuma (21-20) Desember 2008 berlangsung cukup sukses.Simposium di buka Pembantu Dekan I FKUB Prof. Dr. Edi Widjajanto,MS, SpPK dengan diikuti sekitar 66 peserta dari seluruh Fakultas Kedokteran di Indonesia, diantaranya FK Unair Surabaya, FK Udayana Bali, FK Yarsi Jakarta, FK Trisakti Jakarta, Unes Semarang, FK Unpad Bandung, Care International NTT, FKUB, FKIK Unsoed Purwokerto dan sejumlah fakultas kedokteran di tanah air.
Prof.Ali Khomsan salah satu guru besar pangan dan Gizi Intitut Pertanian Bogor menjelaskan bahwa Persoalan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia salah satunya masih rendahnya status gizi masyarakat. Hal itu bisa diliat adanya berbagai macam penyakit yang banyak timbul di masyarakat diantaranya masalah kurang gizi, anemia gizi Besi , gangguan akibat kurang yodium (Gaky), kurang vitamin A dan masih banyak lagi. Rendahnya status gizi akan berdampak terhadap kualitas rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), karena status gizi mempengaruhi kecerdasan, daya tahan tubuh terhadap penyakit, kematian bayi, kematian ibu serta produktifitas kerja.
Dijelaskan lebih jauh oleh Prof. Khomsan program gizi telah diimplementasikan oleh pemerintah dengan sasaran menurunkan prevalensi gisi kurang pada balita menjadi 20%, menurunkan prevalensi gangguan akibat kurang yodium (gaky) pada anak menjadi kurang dari 5 %, menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 40%, tidak ditemukanya kekurangan vitamin A (KVA) klinis pada balita dan ibu hamil,meningkatkan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium menjadi 90% dan tercapainya kosumsi gizi seimbang dengan rata-rata konsumsi energi sebesar 2.200 kkal perkapita dan protein 50 gram perkapita per hari.
Diungkapkan pada tahun 2003 prevalensi gizi kurang dan buruk sekitar 27,5% yang mengindikasikan belum tercapainya sasaran 20%, Sedangkan data Susenas berbeda dengan data SKRT ( Survey Kesehatan Rumah Tangga) 2001-2004. Sedangkan dengan menggunakan acuan BB/U ( berat badan menurut umur) SKRT 2001menemukan prevalensi gizi kurang sebesar 22,5% dan Gizi buruk 8,5%, sedangkan data Susenas menun jukan prevalensi gizi kurang 19,8% dan gizi buruk 6,3%.Oleh karena itu diperlukan harmonisasi data dengan memperhatikan keunggulan masing-masing survai.
Ditambahkan juga hasil survey Nasional tahun 1980, 1990,1996/1998 dan 2003 menujukkan penurunan prevalensi Gaky yang cukup berate.pada tahun 1980 prevalensi GAKY pada anak usia sekolah sebesar 30% kemudian turun menjadi 27,(% pada tahun 1990 dan selanjutnya menjadi 9,8% pada tahun 1996/1998 survei 2003 menunjukkan bahwa prevalensi sedikit meningkat menjadi 11.1%.
Lebih jauh disanpaikan bahwa masalah gizi di Negara berkembang bukan persoalan sederhana, diperlukan kemauan politik yang kuat dari semua pihak untuk selalu memprioritaskan program gizi di masyarakat.Investasi perbaikan gizi adalah investasi jangka panjang, dampak positipnya baru akan kelihatan satu dua decade kemudian. Siapapun mengabaikan investasi dibidang SDM akan terbelenggu menjadi Negara terbelakang. Sedangkan pemateri lain yang hadir dalam symposium diantaranya Prof. Achmad Suryana, Head of Food Security Bureau, Ministry of Agriculture, Indonesia,Prof. Ali Khomsan, Department of Community Nutrition, Institut Pertanian Bogor,Prof. Bintoro, Department of Anatomy, Physiology and Pharmacology, Institut Pertanian Bogor,Prof. Irawan Yusuf, Department of Physiology, Universitas Hasanuddin, Makasar,Johannis W.D Therik, ST., MT, Polytechnique Technology Kupang, NTT,Dr.dr. Sri Adiningsih, MPH, Public Health Dept., University of Airlangga, Surabaya,Prof. Sutiman Bambang Sumitro, DSC, Department of Biology, University Brawijaya, Malang,Prof. M. Rasjad Indra, MS, Department of Physiology, University Brawijaya, Malang,Prof. Rahmatina B Herman, Department of Physiology, Universitas Andalas, Padang.(eas)

Tidak ada komentar: