Kamis, 08 Oktober 2009

FKUB Berikan Solusi Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Melalui Seminar Sehari


Keterangan Foto : Acara Dibuka Pembantu Dekan III dr. M. Hanafi,Mph

Keterangan Foto: Dra.Asmika beserta para panitia (ard)

keterangan Foto: Para Peserta seminar autis (ard)

Media Center,Fkub
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) pada Sabtu (3/10) menyelenggarakan seminar sehari bertajuk "Peran Masyarakat Dalam Menghantar ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)". Kegiatan ini diikuti oleh orang tua dan guru dari 20 Taman Kanak-kanak (TK) dan sekolah pendidikan khusus di Malang sebanyak 40 orang. Beberapa pembicara berkompeten yang dihadirkan diantaranya Dr. dr. Mardhani Yosoprawoto, SpA (K), Ir. Endang Surti serta Bony Dewayanti, S.Si. Dalam acara tersebut, dilangsungkan juga pemutaran film edukasi audiovisual disamping demo sponsorship dan kreativitas anak autis.
Deteksi Dini
Dalam paparannya, dr. Mardhani menyatakan bahwa beberapa anak autisme sudah menunjukkan perilaku tertantu sejak lahir namun yang sering diperhatikan keluarga mulai tampak pada usia 18-36 bulan. Perilaku tersebut meliputi tingkah laku yang aneh, menolak kehadiran orang lain serta mengalami kemunduran dalam berbahasa, bicara, sosialisasi dan ketrampilan yang pernah dimilikinya. Diagnostik yang dapat dilakukan menurut Mardhani meliputi gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik seperti tidak bisa bermain dengan teman sebaya dan tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti cara bermain yang kurang bervariasi, kurang imajinatif dan kurang bisa menirukan. Selain itu, menurutnya juga terdapat suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan kegiatan.
Sebagai terapinya, dr. Mardhani menyarankan beberapa hal seperti pengaturan nutrisi, suplementasi, detoksifikasi, imunoglobulin secara intravena dan infus, memperbaiki sistem pencernaan, terapi medik, pendidikan dan pelatihan anak autis serta bimbingan untuk orang tua dan keluarga.
Pengaturan makanan
Autisme adalah gangguan keterlambatan perkembangan kemampuan komunikasi, berbicara, perilaku dan ketrampilan motorik, sifatnya luas dan berat, yang terjadi mulai usia dini 2-3 tahun. Gangguan tersebut sangat mengganggu pertumbuhan anak sehingga ada kemungkinan terjadinya gangguan gizi. Oleh karena itu, pengaturan makanan yang tepat menjadi salah satu terapi yang dianjurkan. Demikian disampaikan Ir. Endang Surti dalam paparannya mengenai "Pengaturan Makanan Untuk Autisme". Tujuan pengaturan makanan ini, dijelaskan Endang Surti, adalah untuk mengurangi gejala sindroma autisme, mengurangi perilaku hiperaktif dan mempertahankan status gizi normal. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengaturan makanan untuk penderita autis diantaranya menghindari makanan yang mengandung tepung terigu dan hasil olahnya, menghindari makanan yang mengandung susu dan hasil olahnya, menghindari makanan yang mengandung zat pengawet, batasi pemakaian gula pasir dan ganti dengan gula buah (sukrosa) serta gunakan sayuran dan buah segar.
Kegiatan ini menurut rencana akan dilakukan secara berkelanjutan. Kegiatan berikutnya yang akan dilangsungkan adalah pelatihan khusus untuk Guru TK dalam hal pendeteksian dini dan tata laksana Anak Berkebutuhan Khusus (Gangguan Spektrum Autis). [ard]


FK UB Kirim Bantuan Untuk Korban Gempa Sumatera

Media Center,FKUB
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) mengirimkan bantuan untuk para korban gempa di Sumatera Barat dan sekitarnya. Seperti diketahui, gempa dengan skala 7.9 Skala Richter telah meluluhlantakkan tanah Minang dan sekitarnya ini pada Rabu (30/9). Sebagai langkah awal, pada Sabtu (3/10) lalu FK UB telah mengirimkan 4 (empat) orang dokter dan perawat. Mereka adalah dr. Ali Haedar, dr. Henry Kasudarman, dr. Ivan Setiawan dan Alfrina Hary FKPMM. Disampaikan Ketua Team of Emergency and Disaster (TED) Universitas Brawijaya, dr. Djoko Santoso, DAHK, MKes, saat ini keempat dokter itu tengah menjalankan tugas sembari mengamati berbagai hal yang persis dibutuhkan oleh para korban. Dari laporan yang disampaikan keempat dokter tersebut, diketahui bahwa kondisi disana telah masuk pada tahapan pasca bencana dimana wabah penyakit dan bau menyengat muncul dari mana-mana disamping banyaknya korban yang menderita kelaparan. Hal ini, menurut mereka masih diperparah dengan beberapa kendala transportasi, BBM mahal, dan jalan longsor. Dengan berbekal informasi ini, menurut dr. Djoko, dalam waktu dekat TED UB akan segera mengirimkan sukarelawan, tenda, tandu, ambulance, obat-obatan serta makanan. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini TED UB juga tengah melakukan penggalangan dana untuk para korban gempa Sumatera Barat dan Jambi. Bagi semua pihak yang berminat menyalurkan dana, dapat melalui Rekening Sosial UB atas nama Bambang Guritno di Bank BNI Cabang Universitas Brawijaya dengan nomor rekening 0039535409. Disampaikan penanggungjawab penggalangan dana ini, Dr. Kusuma Ratnawati, SE, MM, rekening ini dikhususkan bagi para korban bencana gempa sumatera saja. Untuk selanjutnya akan dirumuskan dana sosial abadi dari sivitas akademika untuk menanggulangi bencana alam yang datangnya seketika.


Bebas SPP
Selain bantuan dari Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya juga memberikan keringanan berupa bebas SPP bagi mahasiswa korban gempa asal Padang dan Jambi. Mereka hanya diharuskan untuk datang ke bagian kemahasiswaan gedung rektorat lantai II sembari membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP). [dd]

Tidak ada komentar: